- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Empat Etika Pendakwah Menurut KH Bisri Musthofa

Google Search Widget

Dalam sejarah perkembangan Islam, posisi dakwah dengan beragam metodenya sangat sentral dan terpuji. Oleh karena itu, posisi dai (pendakwah) juga sangat penting sebagai salah satu instrumen penentu dalam perkembangan Islam. Namun, seiring berjalannya waktu, aktivitas dakwah terkadang berkembang hingga mengabaikan norma dan etika. Kegelisahan ini melatarbelakangi KH Bisri Musthofa untuk menuliskan kitab kecil berjudul Zâduz Zu‘amâ’ wa Dakhîratul Khuthabâ’ (Bekal Para Pemimpin dan Pendakwah). Dalam kitab tersebut, Kiai Bisri meringkas etika dai menjadi empat poin utama.

  1. Lakukan Apa yang Disampaikan: Dalam berdakwah, dai seharusnya “turut serta” dan larut dalam ajakan kebaikan. Materi dakwah yang berisi kebaikan harus menjadi bahan refleksi diri, sehingga dai-lah orang pertama yang melakukan apa yang disampaikan. Hal ini mampu menimbulkan atsar (bekas) pada diri audiens, sehingga perkataan dai dapat didengar dan diikuti. KH Bisri mengutip Surat Al-Shaff ayat 3 yang menyatakan, “(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”
  2. Santun dan Rendah Hati: Dai harus memiliki perilaku yang baik dan adab terpuji, seperti tidak sombong dan rendah hati terhadap sesama. Sikap santun, tidak keras, dan tidak mudah mengumpat adalah hal yang penting agar masyarakat tidak menghina dai. KH Bisri menyitir Surat Luqman ayat 18 yang mengingatkan agar tidak bersikap sombong dan berjalan angkuh di bumi.
  3. Memiliki Visi Kemaslahatan Audiens: Etika berdakwah ini menekankan pentingnya memberikan peringatan tentang efek sosial atas materi dakwah yang disampaikan. Penyampaian dakwah harus dilakukan dengan penuh belas kasih dan keramahan. KH Bisri mengacu pada karakteristik Rasulullah yang tertuang dalam Surat Al-Taubah ayat 128, yang menunjukkan bahwa Rasulullah bersifat empati dan penyayang terhadap umatnya.
  4. Pemaaf dan Toleran: Dai harus memiliki sikap kelapangan hati untuk memaafkan dan toleransi. Sikap lemah lembut dan pemaaf sangat penting dalam berdakwah. KH Bisri mengingatkan tentang sikap kelembutan Nabi Muhammad (SAW) dalam Surat Ali Imran ayat 159, yang menunjukkan bahwa sikap lemah lembut dan berjiwa pemaaf adalah sari pati etika dai.

Dengan menerapkan keempat etika ini, efektivitas dakwah akan lebih mudah diterima, dan perubahan sosial yang berdimensi kebaikan akan lebih mudah direalisasikan. Karya KH Bisri Musthofa ini menjadi pedoman berharga bagi para pendakwah untuk menjaga integritas dan etika dalam menyampaikan ajaran Islam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

February 5

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?