- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Tujuh Adab Penerima Hadiah

Google Search Widget

Saling memberi hadiah hukumnya sunnah, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu: “Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai” (HR al-Bukhari). Dalam interaksi ini, terdapat pihak pemberi dan penerima, dan keduanya dapat saling bertukar peran. Dalam konteks ini, Imam al-Ghazali menekankan pentingnya adab bagi penerima hadiah. Berikut adalah tujuh adab penerima hadiah menurut Imam al-Ghazali:

  1. Menampakkan Rasa Gembira: Penerima hadiah seharusnya menunjukkan rasa gembira, tidak peduli seberapa kecil nilai hadiah yang diterima. Menolak hadiah dengan alasan nilai yang rendah dapat menyinggung perasaan pemberi dan menunjukkan sikap tidak bersyukur.
  2. Mendoakan Pemberi: Segera setelah pemberi pergi, penerima dianjurkan untuk mendoakan kebaikan bagi pemberi. Doa yang baik, seperti “Semoga Allah membalas Anda dengan balasan yang sebaik-baiknya,” adalah ungkapan syukur yang baik. Mendoakan secara pelan tanpa kehadiran pemberi juga lebih baik, seperti yang diajarkan dalam hadits yang menyatakan bahwa malaikat akan mengamininya.
  3. Menampakkan Keceriaan Saat Bertemu: Penerima harus menunjukkan keceriaan saat berhadapan dengan pemberi. Ini adalah ungkapan kegembiraan yang harus terlihat melalui wajah dan sikap, mencerminkan rasa syukur yang tulus.
  4. Membalas Jika Mampu: Penerima hadiah tidak diwajibkan untuk membalas jika tidak mampu, tetapi jika ada kesempatan, membalas hadiah adalah tindakan yang baik. Penerima tidak perlu merasa bersalah jika tidak dapat membalas.
  5. Memuji Pemberi: Pujian yang wajar kepada pemberi hadiah dianjurkan, seperti mengatakan, “Anda memang baik hati.” Namun, pujian harus dilakukan dengan tulus dan tidak berlebihan agar tidak terkesan menjilat.
  6. Tidak Tunduk kepada Pemberi: Penerima tidak boleh tunduk kepada pemberi hanya karena hadiah yang diterima. Hadiah tidak boleh mempengaruhi sikap penerima terhadap pemberi, terutama dalam konteks yang dapat menjerumuskan pada tindakan yang tidak benar, seperti gratifikasi.
  7. Menjaga Keberagamaan: Penerima harus memastikan bahwa hadiah yang diterima tidak mempengaruhi sikap keberagamaannya. Hadiah harus dipandang sebagai pemberian dari Allah, dan penerima harus tetap bertakwa.

Secara keseluruhan, adab-adab ini mengajarkan kita untuk menerima hadiah dengan senang hati, membalas jika mampu, dan selalu mendoakan yang baik bagi pemberi. Namun, jika hadiah tersebut berpotensi mempengaruhi sikap kita dalam menegakkan kebenaran, sebaiknya kita menolaknya. Dengan menerapkan adab-adab ini, kita dapat menjaga hubungan baik dan saling menghargai dalam masyarakat.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?