Kesuksesan adalah dambaan setiap orang, namun maknanya sering kali sangat subjektif. Bagi sebagian santri, kesuksesan diartikan sebagai lulus dari pesantren atau madrasah, sementara bagi yang lain, kesuksesan diukur dari harta, jabatan, atau popularitas. Namun, pandangan ini tidak sepenuhnya benar dan tidak dapat diterapkan secara universal. Dalam konteks ini, penting untuk memahami pesan dari as-Shafadi yang menyatakan, “Jika kamu mau sukses atau mencapai cita-citamu, maka rahasiakanlah dari semua orang.”
Menyembunyikan impian kita dari orang lain dapat menjadi kunci untuk mencapainya. Seringkali, orang lain hanya melihat hasil tanpa memahami proses yang kita jalani. Hal ini wajar, karena setiap orang memiliki urusan dan masalahnya masing-masing. Oleh karena itu, kita perlu menjaga rencana dan resolusi pribadi kita sebagai bagian dari perjalanan hidup yang kita usahakan.
Ketika cita-cita dan rencana telah diketahui banyak orang, ada kemungkinan bahwa jika rencana tersebut tidak terwujud, kita akan menghadapi berbagai reaksi. Sementara beberapa orang mungkin memberikan dukungan dan motivasi, ada juga yang bisa mencemooh atau meremehkan kegagalan kita.
Pesan dari as-Shafadi tidak melarang kita untuk mengekspos rencana dan resolusi ke media sosial, tetapi lebih kepada menawarkan bijak dalam memilih apakah akan membagikannya atau tidak. Bagi sebagian orang, mencatat resolusi di media sosial bisa menjadi pengingat untuk mencapai cita-cita mereka. Namun, bagi yang lain, menyimpan rencana secara pribadi mungkin lebih efektif.
Dengan memahami makna di balik pesan ini, kita diharapkan dapat lebih bijaksana dalam berbagi impian dan rencana kita. Ingatlah bahwa kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh seberapa banyak kita berbagi informasi, tetapi juga oleh usaha dan komitmen kita untuk mewujudkan impian tersebut. Selamat beresolusi!