Kehadiran Islam sejak awal menunjukkan sikap yang merangkul dan mengajak kepada kebaikan. Rasulullah Muhammad (SAW) memulai dakwahnya secara perlahan, dimulai dari keluarga, sahabat, hingga orang-orang tertindas. Dalam proses ini, beliau menghadapi berbagai tantangan, tetapi tetap menampilkan karakter yang jujur dan ramah. Hal ini menjadi modal dasar dalam menyebarkan ajaran Islam.
Salah satu prinsip penting dalam Islam adalah kewajiban untuk saling berinteraksi dan memahami satu sama lain. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Hendaknya di antara kamu ada umat yang melakukan dakwah kepada kebaikan, amar ma’ruf dan nahy munkar, dan mereka itulah orang-orang yang bahagia” (QS. Ali ‘Imran [3]:104). Kewajiban ini menunjukkan pentingnya membangun kerukunan umat beragama dan saling menghormati.
Namun, di tingkat akar rumput, sosialisasi ajaran keagamaan sering kali dikuasai oleh juru dakwah yang kurang peka terhadap kerukunan. Semangat berdakwah yang tinggi kadang dinodai oleh tindakan menjelek-jelekkan agama orang lain. Membangun harmonisasi beragama adalah tanggung jawab kita sebagai umat beragama untuk menanamkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan meskipun terdapat perbedaan keyakinan.
Keragaman suku, ras, dan agama di Indonesia bukanlah hal baru. Oleh karena itu, kerukunan umat beragama harus ditanamkan agar kita dapat saling bahu-membahu dalam pembangunan bangsa. Harmonisasi tidak dimaksudkan untuk menyatukan kepercayaan, tetapi untuk menanamkan rasa welas asih antar sesama. Dengan pengakuan dan pelaksanaan prinsip ini, Islam akan senantiasa menjadi rahmat bagi semua (rahmatan lil ‘alamin).
Al-Qur’an juga mengingatkan kita bahwa manusia diciptakan berbeda-beda agar kita saling mengenal (lita’arafu) (QS Al-Hujurat: 13). Keragaman adalah sarana untuk kemajuan peradaban. Jika kita hanya bergaul dengan orang-orang dari suku atau agama yang sama, kita akan terjebak dalam pandangan sempit. Oleh karena itu, penting untuk membuka diri dan belajar dari keragaman.
Interaksi yang baik antara individu dari latar belakang yang berbeda akan melahirkan simpati dan empati. Jika kita ingin orang lain memahami kita, kita juga harus berusaha untuk memahami mereka. Langkah awal untuk mencapai hal ini adalah dengan saling mengenal, seperti yang dipesankan dalam Al-Qur’an.
Dengan demikian, mari kita jadikan ajaran Islam sebagai pedoman untuk membangun hubungan yang harmonis dan saling menghormati, sehingga kita dapat hidup dalam kedamaian dan saling mendukung dalam kebaikan. Wallahu a’lam.