Syaikhona Muhammad Kholil, ulama tersohor asal Bangkalan, Madura, dikenal tidak hanya karena keluasan ilmunya, tetapi juga karena kemampuannya dalam menyampaikan ilmu dengan cara yang menarik. Ia merupakan sosok yang berpengaruh dalam berdirinya organisasi terbesar di dunia, Nahdlatul Ulama, dan memiliki banyak karamah yang diakui oleh masyarakat, terutama di Nusantara.
Tahun kelahiran dan kewafatan Syaikhona Kholil menjadi perdebatan di kalangan penulis sejarah. Menurut beberapa sumber, beliau lahir pada tahun 1252 H, bertepatan dengan 25 Mei 1835 M. Karya-karya beliau, banyak di antaranya masih berbentuk manuskrip, menunjukkan produktivitas dan dedikasinya dalam ilmu pengetahuan.
Imam Al-Ghazali menekankan pentingnya mengenali dan memahami karamah yang dimiliki oleh para wali, termasuk Syaikhona Kholil. Karamah ini dapat berupa kemampuan melihat sesuatu yang tidak tampak oleh orang biasa, seperti yang dialami Syaikhona Kholil saat masih kecil. Dalam sebuah kejadian, ia tertawa saat shalat berjamaah karena melihat bungkusan nasi berkat di kepala imam yang terburu-buru. Kejadian ini menunjukkan kelebihan yang diberikan Allah kepada beliau, yang menjadi salah satu bukti karamahnya.
Karamah Syaikhona Kholil tidak hanya terbatas pada satu kejadian, tetapi banyak cerita lainnya yang menggambarkan keistimewaannya. Ini menunjukkan bahwa beliau adalah sosok yang tidak hanya berilmu, tetapi juga memiliki kedekatan dengan Allah yang membuatnya diakui sebagai salah satu wali.
Selain itu, penting untuk memahami bahwa karamah bukanlah tujuan utama dalam beribadah. Namun, ia menjadi tanda dari keikhlasan dan ketulusan seseorang dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dalam hal ini, Syaikhona Kholil menjadi teladan bagi kita untuk terus belajar dan berusaha meningkatkan kualitas iman dan amal kita.
Dengan demikian, mengenali dan mempelajari kehidupan serta karamah Syaikhona Kholil dapat memberikan inspirasi bagi kita untuk terus berusaha memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah (SWT). Wallahu a’lam.