Dalam kajian tentang sikap Nabi Muhammad (SAW) terhadap orang kafir, sering kali muncul pandangan bahwa beliau bersikap keras dan memusuhi mereka. Namun, realitasnya, Nabi (SAW) menunjukkan sikap yang penuh kasih dan rahmat, bahkan kepada non-Muslim. Dalam sejarah, Nabi Muhammad (SAW) telah berinteraksi dengan berbagai kelompok, termasuk orang-orang Yahudi dan Nasrani, dengan penuh penghormatan dan kasih sayang.
Salah satu hadis yang sering dikutip adalah sabda Nabi (SAW): “Demi Allah, seseorang tidak beriman, demi Allah, seseorang tidak beriman, demi Allah, seseorang tidak beriman,” yang diikuti dengan penjelasan bahwa tetangga yang tidak merasa aman dari keburukan tetangganya adalah orang yang tidak beriman. Ini menunjukkan bahwa hubungan baik dengan tetangga, baik yang Muslim maupun non-Muslim, adalah bagian penting dari ajaran Islam.
Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa sikap Nabi (SAW) terhadap orang kafir tidak dapat dipisahkan dari konteks sejarah. Dalam Surat Al-Fath ayat 29, Allah berfirman, “Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” Ayat ini diturunkan dalam suasana ketegangan dan konflik, bukan dalam keadaan damai. Para ulama tafsir menyatakan bahwa ayat tersebut berkaitan dengan perjanjian Hudaibiyah, di mana kaum Muslimin menghadapi penolakan dari kaum Quraisy untuk memasuki Makkah.
Imam Abu Muhammad Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghawi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini tidak bermaksud untuk mengajak umat Islam memerangi orang kafir, melainkan menggambarkan sikap para sahabat Nabi dalam menghadapi situasi sulit. Mereka tetap berpegang pada prinsip-prinsip ajaran Islam, meskipun dalam kondisi tertekan.
Dari penjelasan ini, kita dapat memahami bahwa sikap Nabi Muhammad (SAW) terhadap orang kafir adalah cerminan dari akhlak mulia yang harus diteladani. Beliau menunjukkan bahwa perbedaan agama tidak menghalangi kita untuk berbuat baik dan menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama manusia. Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk meneladani sikap Nabi (SAW) dan berusaha untuk membangun kerukunan antar umat beragama.
Sebagai umat Islam, kita harus berpegang pada prinsip-prinsip ajaran Islam yang mengajarkan kasih sayang dan penghormatan kepada semua makhluk, tanpa mem