Husnuzhzhan, atau berbaik sangka, adalah sikap yang tidak mudah untuk diterapkan. Al-Qur’an dan hadis sering mengingatkan kita tentang pentingnya memiliki husnuzhzhan karena hal ini berkaitan dengan hati, yang merupakan urusan Allah SWT. Rasulullah (SAW) mengajarkan doa untuk meminta keteguhan hati dalam beriman, menunjukkan bahwa pengendalian hati adalah hal yang sangat penting.
Sebagai contoh, bayangkan dalam sebuah majelis pengajian, seorang pria berpenampilan mencolok, dengan tato dan wajah yang tampak tidak ramah, tiba-tiba menghampiri Gus Baha’, seorang kiai besar. Tanpa permisi, ia melangkahi jamaah yang sedang khusyuk. Reaksi spontan kita mungkin berprasangka buruk terhadapnya. Namun, jika kita mengetahui bahwa dia adalah seorang mualaf yang baru belajar tentang Islam, kita seharusnya memaklumi ketidaktahuannya tentang adab.
Situasi ini menunjukkan betapa sulitnya menata hati untuk tidak berprasangka buruk. Terlebih lagi, dalam menghadapi ketentuan Allah, kita memerlukan tingkat spiritual yang tinggi. Orang yang mampu berbaik sangka kepada Allah atas setiap ketentuan-Nya akan mendapatkan apresiasi besar di akhirat. Husnuzhzhan kepada Allah adalah bukti cinta kita sebagai hamba kepada-Nya.
Imam al-Hafidz Abu Bakr Abdullah bin Muhammad bin Ubaid al-Qurasyi, yang dikenal sebagai Ibnu Abi ad-Dunya, dalam karyanya menyebutkan bahwa berbaik sangka kepada Allah merupakan bentuk ibadah terbaik. Hal ini menunjukkan bahwa husnuzhzhan adalah ekspresi cinta kita kepada Allah. Dr. Iyad Abdul Hafidz Qunaibi juga menegaskan bahwa tujuan penciptaan kita adalah untuk beribadah kepada-Nya, yang merupakan bentuk cinta dan pengagungan kepada Sang Pencipta.
Logika sederhana menunjukkan bahwa Tuhan yang menciptakan kita dengan penuh cinta tidak mungkin membalasnya dengan kebencian. Mustahil bagi seorang pencinta untuk berprasangka buruk terhadap yang dicintainya. Allah adalah Zat yang paling adil dan penepat janji. Dalam Surat An-Nisa’ ayat 122, Allah berfirman bahwa janji-Nya adalah benar, dan tidak ada yang lebih benar perkataannya daripada Allah.
Dengan demikian, husnuzhzhan billah adalah bukti cinta kepada Sang Pencipta. Semoga kita semua dapat mengamalkan sikap ini dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu a’lam bis shawab.