- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Asal Mula Tasawuf dalam Islam

Google Search Widget

Sufi dan tasawuf merupakan istilah yang sering kita dengar dalam masyarakat, terutama di Indonesia yang kini mengalami perkembangan thariqah yang pesat. Ketidakpastian kondisi ekonomi dan sosial membuat banyak orang merindukan kedamaian serta kedekatan dengan Allah (SWT). Dalam konteks ini, jalan sufi menjadi solusi bagi keresahan hati yang telah lama terperangkap dalam hawa nafsu. Namun, bagaimana sejarah awal dari istilah sufi dan tasawuf ini?

Menurut Dr. Muhammad Ahmad Salim dalam kitab Quthuf min Basathin at-Tasawuf, terdapat tiga pendapat mengenai asal-usul istilah tasawuf dalam Islam. Pendapat pertama, menurut as-Siraj ath-Thusi (w. 378 H), menyatakan bahwa istilah sufi dan tasawuf telah dikenal sejak zaman jahiliah dan awal kedatangan Islam. Dalam karyanya al-Luma’, beliau mengungkapkan bahwa istilah sufi sudah ada sejak abad pertama Islam, dengan dalil dari ucapan al-Hasan al-Bashri (w. 110 H) yang menyaksikan seorang sufi melakukan tawaf. Menurut as-Siraj ath-Thusi, istilah sufi awalnya disematkan kepada orang-orang yang memiliki kemuliaan dan berbuat baik kepada sesama.

Pendapat kedua, menurut Abu Qasim al-Qusyairi (w. 465 H), Ibnu Khaldun (w. 806 H), dan as-Sahrawardi (w. 330 H), istilah sufi dan tasawuf baru mulai dikenal pada akhir abad kedua Hijriah. Al-Qusyairi berpendapat bahwa pada zaman Rasulullah (SAW), para tokoh panutan hanya diberikan gelar “ash-Shahabat”. Gelar-gelar lain muncul seiring waktu, dan pada akhir abad kedua Hijriah, istilah tasawuf mulai populer di kalangan ulama Ahlussunnah wal Jama’ah sebagai julukan bagi orang-orang yang menjaga hati mereka dari lupa kepada Allah.

Pendapat ketiga menyatakan bahwa istilah tasawuf baru dikenal setelah abad ketiga Hijriah, namun pendapat ini dianggap lemah dibandingkan dengan dua pendapat sebelumnya. Kalangan yang tidak mendukung ajaran tasawuf, seperti Ibnu Taimiyyah, mengemukakan pandangan ini.

Terdapat lima pendapat terkenal mengenai asal kata “sufi” dan “tasawuf”. Pertama, berasal dari kata “suuf” yang berarti pakaian dari bulu domba, mencerminkan gaya hidup sederhana para sufi. Kedua, berasal dari gelar “ahlu suffah”, yang merujuk kepada orang-orang yang hidup sederhana dan fokus beribadah. Ketiga, berasal dari kata “ash-shafa” yang berarti bersih, menggambarkan hati yang bersih karena Allah. Keempat, berasal dari seorang tokoh bernama al-Ghauts bin Murr, yang dikenal sebagai ahli ibadah. Kelima, berasal dari bahasa Yunani “sophia” yang berarti kebijaksanaan, menunjukkan hubungan dengan pencinta kebijaksanaan.

Dengan demikian, ajaran sufi dan tasawuf merupakan jalan untuk mengikuti jejak para ulama salaf yang bersumber dari ajaran para sahabat dan tabi’in, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah (SWT) dan menjaga hati dari godaan duniawi.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?