- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Jabatan Publik dan Tanggung Jawab Seorang Pemimpin

Google Search Widget

Jabatan publik, mulai dari kepala negara, menteri, hingga anggota dewan, merupakan salah satu jalan untuk meraih ridha Ilahi. Para pejabat publik yang menunaikan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, loyalitas, dan dedikasi akan mendapatkan derajat tinggi dan ganjaran besar di sisi Allah. Mereka harus menjalankan tugas tanpa mengabaikan kewajiban, dan tidak seharusnya lebih banyak melakukan ibadah tambahan pada siang hari, terutama saat jam dinas.

Imam Al-Ghazali menyebut pejabat publik (al-wali) sebagai salah satu kelompok yang menempuh jalan Ilahi. Tugas dan tanggung jawab publik harus dipenuhi untuk kepentingan masyarakat. Menurut Imam Al-Ghazali, untuk menjadi hamba Allah yang baik, pejabat publik harus mendedikasikan diri dan waktunya untuk kepentingan publik. Ibadah wajib seperti shalat zuhur dan ashar cukup dilakukan pada siang hari, sementara ibadah sunnah dapat dilaksanakan di malam hari.

Contoh teladan dapat dilihat dari Sayyidina Umar bin Khattab (RA), yang dikenal sebagai kepala negara yang peduli terhadap warganya. Ia sering blusukan untuk memastikan kesejahteraan masyarakat. Salah satu doa beliau adalah meminta agar jangan sampai umat Muhammad SAW menderita karena kebijakannya. Dalam tindakan nyata, Sayyidina Umar bin Khattab bahkan memikul gandum untuk janda tua dan anak-anak yatim, menolak bantuan dari orang lain dengan alasan siapa yang akan memikul dosanya kelak di hari kiamat.

Tidur siang bagi pejabat publik dapat menjadi simbol pengabaian tanggung jawab. Setiap pejabat publik harus menyadari bahwa tugas mereka adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya demi kepentingan masyarakat. Wallahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?