- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Jalan Kebaikan Menuju Allah Menurut Imam Al-Ghazali

Google Search Widget

Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin menjelaskan bahwa perbedaan dalam jalan ibadah dipengaruhi oleh kondisi dan suasana batin masing-masing individu. Setiap orang yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah dapat dikategorikan ke dalam enam golongan: abid (ahli ibadah), alim (ulama), muta’allim (pelajar/santri), wali (pejabat), muhtarif (pekerja dari berbagai profesi), dan muwahhid mustaghriq bil wahidis shamad an ghayrihi (orang yang tenggelam dalam keesaan Allah hingga tidak ingat kepada selain-Nya). Mereka yang berniat untuk taqarrub kepada Allah dalam setiap aktivitas yang dilakukan dengan baik dan profesional adalah mereka yang menempuh jalan akhirat. Meskipun aktivitas mereka bervariasi, semuanya menuju kepada Allah.

Imam Al-Ghazali mengutip firman Allah, “Katakanlah, ‘Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing.’ Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya” (Surat Al-Isra ayat 84). Dalam hadits juga disebutkan bahwa keimanan memiliki 333 jalan, dan siapa pun yang menjumpai Allah dengan menempuh salah satu jalan tersebut niscaya akan masuk surga.

Allah memberikan banyak pintu untuk mendekatkan diri kepada-Nya, bukan hanya melalui ibadah mahdhah seperti shalat sunnah atau zikir yang dilakukan oleh golongan abid. Sejumlah ulama mengatakan bahwa keimanan mengandung 313 akhlak yang sama jumlahnya dengan para rasul. Setiap orang beriman yang meneladani salah satu akhlak tersebut dapat disebut sebagai penempuh jalan kepada Allah. Dengan demikian, meskipun jalan ibadah yang ditempuh berbeda, semua tetap berada di atas rel kebenaran.

Mereka yang paling dekat kepada Allah adalah mereka yang paling mengenal-Nya, dan mereka yang mengenal-Nya tentu akan menyembah-Nya dengan sepenuh hati. Jalan menuju Allah tidak hanya terbatas pada kalangan abid dengan biji tasbih dan sajadah. Ulama yang mendedikasikan hidupnya untuk masyarakat, pelajar yang berjuang memahami materi pelajaran, serta pekerja yang loyal dan berdedikasi pada profesinya juga dapat disebut sebagai salik yang menempuh jalan akhirat.

Pemerintah dan warga negara, suami dan istri, serta orang tua dan anak yang bertanggung jawab juga termasuk dalam kategori salik, sesuai dengan keterangan Imam Al-Ghazali. Dengan demikian, setiap individu, terlepas dari profesi dan perannya dalam masyarakat, memiliki kesempatan untuk menempuh jalan kebaikan menuju Allah.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 11

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?