Malaikat adalah makhluk suci yang senantiasa beribadah dan hanya memasuki tempat-tempat yang baik dan suci. Dalam sebuah hadis, Rasulullah (SAW) menyatakan bahwa malaikat tidak akan memasuki rumah yang terdapat anjing di dalamnya, yang menunjukkan bahwa malaikat menghindari tempat-tempat yang dianggap kotor. Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Thalhah Al-Anshari, dan dapat dipahami secara harfiah bahwa kehadiran anjing dalam rumah akan menghalangi malaikat untuk masuk.
Sebagian besar ulama memahami hadis ini secara tekstual, sehingga mereka berpendapat bahwa rumah yang memelihara anjing tidak akan didatangi oleh malaikat. Namun, Imam Al-Ghazali memberikan penafsiran yang lebih dalam. Ia berargumen bahwa “rumah” tidak hanya berarti ruang fisik, tetapi juga dapat merujuk pada ruang batin atau spiritual seseorang. Demikian pula, “anjing” tidak selalu diartikan sebagai hewan peliharaan, melainkan dapat menjadi simbol dari sifat-sifat tercela yang mengotori batin manusia.
Imam Al-Ghazali menekankan pentingnya membersihkan dan menyucikan batin dari sifat-sifat tercela agar malaikat, yang membawa rahmat, ilmu, dan kebaikan, dapat singgah di dalamnya. Ia menjelaskan bahwa hati adalah rumah bagi malaikat, dan jika dipenuhi dengan akhlak buruk seperti marah, dengki, dan sombong, maka malaikat tidak akan dapat masuk. Dalam kitabnya, Ihya Ulumiddin, ia menyatakan bahwa cahaya ilmu hanya dapat masuk ke dalam hati seseorang melalui perantara malaikat.
Al-Qur’an juga menegaskan bahwa Allah tidak berbicara langsung kepada manusia kecuali melalui wahyu atau utusan-Nya, yaitu malaikat. Dengan demikian, malaikat berperan penting dalam menyampaikan rahmat dan ilmu Allah ke dalam batin manusia. Mereka adalah makhluk yang suci dan bersih, hanya memperhatikan tempat yang bersih dan tidak mengunjungi tempat yang dipenuhi dengan sifat-sifat tercela.
Imam Al-Ghazali tidak mengabaikan makna harfiah dari istilah “baytun” dan “kalbun”, tetapi ia ingin mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kebersihan spiritual agar malaikat dapat hadir dalam kehidupan kita. Wallahu a’lam.