- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kriteria Mukmin Sejati Menurut Al-Qur’an

Google Search Widget

Status dan kualitas manusia sebenarnya ditentukan oleh diri mereka sendiri. Setiap individu, yang normal, telah dibekali oleh Allah dengan potensi yang seimbang, di mana masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Sebagai modal untuk mengembangkan diri, manusia diberikan akal, pikiran, serta kehendak untuk berbuat, baik secara fisik maupun mental. Baik buruknya seseorang, serta statusnya yang hina atau mulia, bergantung pada perjuangannya untuk mencapai kemuliaan dan menghindari kehinaan. Seorang mukmin yang kuat dan berilmu lebih dicintai oleh Allah dibandingkan mukmin yang lemah dan tidak berilmu. Dalam Al-Qur’an, terdapat kriteria bagi manusia mukmin yang paripurna (insan kamil), yang tersebar dalam berbagai ayat.

Salah satu ayat yang menjelaskan kriteria tersebut adalah sebagai berikut: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.” (QS. Al-Anfal, [8]: 2-4).

Ayat ini menguraikan lima kriteria bagi orang-orang mukmin sejati, yaitu: (1) Senantiasa mengingat Allah, (2) Apabila mendengar ayat-ayat Allah, imannya bertambah, (3) Bertawakkal, (4) Menegakkan shalat, dan (5) Menginfakkan sebagian rezkinya. Mereka yang selalu mengingat Allah di manapun berada, pastilah segala tindakannya akan terkontrol dengan baik, selaras dengan petunjuk Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Dengan berbuat baik, seseorang akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Mereka yang berzikir kepada Allah akan terlepas dari tipu daya Syaitan. Sebaliknya, manusia yang lengah akan terjerumus dalam kehinaan.

Orang-orang yang beriman dan mengingat Allah akan memiliki ketenangan dalam hidupnya. “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. al-Ra’du, [13]: 28). Kriteria mukmin sejati selanjutnya adalah mereka yang ketika mendengar ayat-ayat Allah, imannya semakin kuat. Ayat-ayat Allah terdiri dari dua jenis, yaitu ayat-ayat Qur’aniyah dan ayat-ayat kauniyah, yang mencakup segala kejadian di alam semesta.

Tawakkal adalah sikap menyerahkan segala sesuatu kepada Allah setelah berikhtiar semaksimal mungkin. Seorang mukmin harus bersungguh-sungguh dalam berusaha terlebih dahulu, sebelum bertawakkal. Nabi Muhammad (SAW) menggambarkan tawakkal dengan usaha, sebagaimana dalam hadits yang menjelaskan bahwa jika seseorang bertawakkal kepada Allah dengan benar, maka ia akan diberi rezeki seperti burung yang terbang mencari makanan.

Selain kriteria di atas, insan kamil juga dilengkapi dengan kriteria menegakkan shalat dan menafkahkan rizki yang diperolehnya. Dengan memahami dan menerapkan kriteria-kriteria ini, diharapkan setiap individu dapat berusaha menjadi mukmin sejati, yang dicintai oleh Allah dan memperoleh kebahagiaan di dunia serta akhirat.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 10

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?