Allah ﷻ melalui Al-Qur’an dan hadits mendorong umat Islam untuk terus mencari ilmu di mana saja dan kapan saja. Salah satu disiplin ilmu yang lahir dari dorongan ini adalah ilmu tasawuf. Para ulama memiliki beragam pendapat mengenai definisi tasawuf, namun Syekh Yusuf Khattar Muhammad menyebutnya sebagai cabang ilmu yang agung dan sulit dicapai, bagaikan pohon kurma yang tumbuh di daerah tertentu. Ilmu tasawuf berfungsi sebagai obat bagi jiwa yang sakit akibat sifat-sifat tercela seperti dengki, iri, dan sombong. Dengan mengamalkan ilmu tasawuf, seseorang dapat membersihkan jiwanya dari sifat-sifat negatif tersebut.
Imam al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad menjelaskan bahwa ilmu tasawuf memiliki dua pilar penting: istiqamah dalam menjalin hubungan dengan Allah ﷻ dan harmonis dalam berinteraksi dengan makhluk-Nya. Siapa pun yang dapat istiqamah, berakhlak baik, dan bersosialisasi dengan santun, maka ia termasuk dalam golongan sufi.
Syekh Yusuf Khattar Muhammad dalam kitab Mausu’ah al-Yusufiyah fi Bayani Adillatis Sufiyah mengidentifikasi lima pilar penting dalam ilmu tasawuf:
- Shafa’ul qalbi wa muhasabatuha (kebeningan hati dan introspeksi): Untuk mencapai kedekatan dengan Allah, seseorang harus memiliki hati yang bersih dan melakukan introspeksi diri. Hal ini penting agar seseorang layak menghadap Dzat Yang Mahamulia. Sayyidina Umar bin Khattab (RA) mengingatkan agar kita memeriksa diri sebelum diperiksa di akhirat.
- Qashdu wajhillah (tujuannya hanya Allah semata): Dalam menekuni ilmu tasawuf, tujuan setiap tindakan haruslah tulus karena Allah. Hal ini sejalan dengan ajaran Al-Qur’an yang menekankan pentingnya ikhlas dalam beramal.
- at-Tamassuk bil faqri wal iftiqar (hidup zuhud dan selalu merasa butuh kepada Allah): Sikap zuhud terhadap dunia dan perhiasannya sangat penting. Dengan mengurangi ketergantungan pada dunia, seseorang dapat lebih fokus dalam beribadah dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah.
- Tauthinul qalbi alar rahmah wal mahabbah (memantapkan hati dengan welas asih dan cinta): Seseorang harus memiliki sikap cinta dan kasih sayang terhadap semua makhluk. Dengan demikian, Allah akan memberikan cahaya rahmah dan ridha-Nya.
- at-Tajammul bil akhlak (menghiasi diri dengan etika yang baik): Akhlak yang baik merupakan intisari ajaran Islam. Rasulullah ﷺ mengajarkan pentingnya bersikap lemah lembut dan ramah kepada sesama.
Ilmu tasawuf memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial dan spiritual. Dengan mempelajarinya, seseorang dapat membersihkan diri dari penyakit jiwa, menggapai ridha Allah, serta menerapkan rasa belas kasih dan cinta terhadap sesama.