Sikap santun dalam berdialog, kelembutan dalam berbicara, dan kehalusan dalam penyampaian pesan adalah cara yang efektif untuk mendapatkan simpati orang lain. Ketika hati yang terpecah dan pendapat yang berbeda dapat disatukan dengan harmonis, maka komunikasi yang baik akan terjalin. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berpesan kepada Nabi Musa dan Nabi Harun (’alaihimassalam) untuk berbicara dengan lemah lembut kepada Fir’aun, yang dikenal dengan keangkuhannya, agar ia mungkin menjadi sadar atau takut (QS. Thaha: 44).
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa meskipun Nabi Musa adalah manusia pilihan Allah, Allah memerintahkannya untuk tidak berbicara dengan Fir’aun kecuali dengan kata-kata yang santun. Kata-kata cacian hanya akan menimbulkan malapetaka, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Cacian tidak akan mengembalikan orang yang pergi dan tidak akan menarik simpati dari mereka yang keras kepala. Sebaliknya, hal tersebut hanya akan menanamkan rasa dendam dan memperkuat sikap keras kepala orang yang berseberangan.
Banyak orang yang telah berurusan dengan hukum akibat fitnah dan caci maki di media sosial. Menghadapi perbedaan pendapat dengan makian dan kutukan hanya akan memperburuk situasi. Oleh karena itu, saat memberikan nasihat, penting untuk menyampaikannya dengan cara yang tidak membuat orang lain menjauh. Dalam berdebat, lakukanlah dengan cara yang santun tanpa merendahkan lawan bicara.
Seseorang yang rendah moralnya, suka merendahkan martabat orang lain, dan sering mencaci maki, tidak layak disebut sebagai Muslim yang bijak. Rasulullah (SAW) selalu memberikan teladan terbaik. Allah berfirman bahwa seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, melaknat, atau berkata keji (QS. Al-Ahzab: 58). Rasulullah (SAW) menegaskan bahwa ia tidak diutus sebagai tukang melaknat, tetapi sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Mencaci maki seorang Muslim adalah suatu kefasikan. Dalam sebuah riwayat, dua orang yang saling memaki diibaratkan seperti dua setan yang saling menjatuhkan. Jabir bin Salim (radhiyallahu ‘anhu) pernah meminta kepada Rasulullah (SAW) untuk diberi nasihat, dan beliau menyarankan agar tidak memaki siapapun. Sejak saat itu, Jabir tidak pernah memaki siapa pun, baik itu orang merdeka, hamba sahaya, unta, atau kambing.
Dengan demikian, penting bagi kita untuk menjaga tutur kata dan bersikap santun dalam setiap interaksi, bahkan kepada mereka yang angkuh sekalipun.