- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Silaturahim dalam Perspektif Islam

Google Search Widget

Silaturahim merupakan perintah yang diatur dalam syariat Islam, yang dapat ditemukan dalam Surat An-Nisa ayat 1 dan Surat Ar-Ra’du ayat 21. Selain itu, anjuran untuk menjaga silaturahim juga terdapat dalam sabda-sabda Nabi Muhammad (SAW). Al-Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri dalam kitab At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif menyebutkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang menyatakan bahwa seorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir harus memuliakan tamunya, menjaga hubungan baik dengan kerabat, dan berkata yang baik atau diam.

Lebih lanjut, hadits dari sahabat Anas bin Malik (RA) menjelaskan hikmah silaturahim, di mana Nabi Muhammad (SAW) bersabda bahwa siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya, hendaklah ia menjaga hubungan baik dengan kerabatnya.

Silaturahim berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu shilah yang berarti pertalian atau hubungan, dan rahim yang berarti kekerabatan. Ulama menjelaskan bahwa hakikat silaturahim adalah sikap lemah lembut dan kasih sayang. Qadhi Iyadh menegaskan bahwa para ulama sepakat tentang kewajiban silaturahim dan menganggap memutuskan silaturahim sebagai kemaksiatan yang besar.

Silaturahim memiliki tingkat yang berbeda-beda. Bentuk terendah dari silaturahim adalah menjaga komunikasi. Untuk menjaga silaturahim pada tingkat ini, diperlukan kerendahan hati untuk berkomunikasi dan menyapa dengan salam. Beban silaturahim juga bervariasi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan individu. Silaturahim dapat menjadi wajib atau sunnah, tergantung pada situasi dan kondisi.

Dengan demikian, menjaga tali silaturahim pada prinsipnya adalah upaya untuk menjaga hubungan baik dan komunikasi yang sehat di lingkungan keluarga dan kerabat, meskipun tidak harus dilakukan secara intensif. Wallahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?