Menjelang dan setelah shalat Idul Fitri, banyak masyarakat Indonesia yang menjalankan tradisi saling mengantar makanan atau paket lebaran kepada orang-orang terkasih, mulai dari keluarga hingga sahabat. Di kota-kota besar, pemberian paket lebaran yang dikenal dengan istilah hampers semakin populer. Hampers adalah keranjang yang berisi berbagai barang, termasuk makanan, yang dihadiahkan kepada orang lain. Tradisi ini juga mirip dengan istilah parsel yang lebih dahulu dikenal.
Budaya berbagi ini semakin berkembang dengan banyaknya orang yang mengunggah foto hantaran hampers di media sosial, menandai akun pengirim atau penerima. Selain hampers, di beberapa daerah, tradisi ini juga dilakukan dengan mengantarkan makanan masakan untuk hari raya kepada tetangga atau keluarga terdekat. Setelah menerima makanan, biasanya yang diberi akan membalas dengan memberikan makanan juga. Bagi anak-anak dan remaja, orangtua biasanya memberikan sejumlah uang saat bermaaf-maafan dan bersilaturahmi setelah shalat hari raya. Pemberian ini bermakna sebagai apresiasi atas pelaksanaan puasa yang telah mereka jalani sejak kecil.
Secara umum, semua pemberian ini merupakan bentuk hadiah. Dalam konteks ini, hadiah berasal dari kata Arab, al-hadiyyah, yang menunjukkan makna yang sama dengan hibah, meskipun ada perbedaan kecil di antara keduanya. Hadiah dimaksudkan untuk menunjukkan sikap memuliakan dan mengasihi, sedangkan hibah lebih umum dan sering kali bertujuan untuk memberikan manfaat kepada penerima.
Islam memandang praktik saling membalas hadiah dan budaya berbagi makanan dengan sangat positif. Rasulullah Muhammad (SAW) dikenal menerima hadiah dan berusaha membalasnya, bahkan dengan jumlah yang lebih besar. Dalam sebuah hadis riwayat ‘Aisyah RA, disebutkan bahwa Rasulullah (SAW) menerima hadiah dan membalasnya.
Selain itu, ada juga hadis yang mendorong umat untuk membalas setiap kebaikan yang diterima. Misalnya, “Siapa yang berbuat kebaikan kepada kalian, maka balaslah dengan kebaikan yang setara. Jika tidak ada yang bisa dibalas, doakanlah dia sampai yakin telah membalas kebaikannya.”
Saat menerima kebaikan atau hadiah, dianjurkan untuk mengucapkan pujian kepada pemberi, seperti “Semoga Allah senantiasa membalasmu.” Tradisi saling berbagi dan memberikan hadiah di hari raya ini tidak hanya mempererat hubungan antar sesama, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kebaikan yang diajarkan dalam Islam.