- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Interaksi Nabi Muhammad SAW dengan Ahli Kitab di Madinah

Google Search Widget

Nabi Muhammad (SAW) menjalani kehidupan di Madinah dengan berinteraksi secara harmonis dengan berbagai komunitas Ahli Kitab, termasuk Yahudi dan Nasrani. Dalam kesehariannya, Nabi Muhammad (SAW) menunjukkan sikap baik dan bersahabat kepada masyarakat Ahli Kitab di Madinah. Bahkan, di akhir hayatnya, beliau masih tercatat memiliki hutang gadai dengan seorang warga Yahudi, yang menunjukkan bahwa hubungan pribadi beliau dengan Ahli Kitab tersebut berjalan dengan baik.

Salah satu contoh interaksi positif adalah ketika Nabi Muhammad (SAW) mendoakan seorang Yahudi yang memberikannya air minum. Dalam riwayat yang disampaikan oleh Imam Nawawi, diceritakan bahwa ketika Nabi Muhammad (SAW) meminta air, seorang Yahudi memenuhi permintaannya. Nabi Muhammad (SAW) tidak hanya menerima air tersebut, tetapi juga mendoakan, “Semoga Allah membaguskanmu.” Menariknya, setelah peristiwa itu, tidak pernah terlihat uban pada rambut Yahudi tersebut hingga ia wafat.

Kebaikan yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad (SAW) ini menciptakan simpati dan empati dari orang-orang di sekitarnya. Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa orang yang menerima kebaikan akan merasa berhutang budi kepada mereka yang berbuat baik. Secara naluri, manusia cenderung bersimpati kepada kebaikan dan menjauh dari keburukan. Oleh karena itu, Nabi Muhammad (SAW) berdoa agar dijauhkan dari hutang budi kepada orang-orang yang durjana.

Dalam konteks ini, interaksi yang baik antara Nabi Muhammad (SAW) dan Ahli Kitab di Madinah menjadi teladan yang berharga, terutama di tengah masyarakat yang kompleks dan beragam. Sikap saling menghormati dan berbuat baik merupakan landasan penting dalam membangun hubungan antarumat beragama. Wallahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

February 6

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?