- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Penghormatan Kemanusiaan Nabi Muhammad (SAW) Terhadap Jenazah Non-Muslim

Google Search Widget

Umat Islam dan ahli kitab memiliki hubungan yang cukup erat, terutama di Madinah, di mana Nabi Muhammad (SAW) berinteraksi langsung dengan suku-suku Yahudi seperti Bani Quraizhah, Bani Nadhir, dan Bani Qainuqa. Dalam konteks ini, terdapat pelajaran penting yang dapat diambil dari peristiwa ketika Nabi Muhammad (SAW) berhadapan dengan jenazah seorang Yahudi.

Ketika menghadapi jenazah tersebut, Nabi Muhammad (SAW) menunjukkan sikap yang penuh penghormatan dengan berdiri, mengedepankan nilai kemanusiaan. Hal ini tercatat dalam riwayat Bukhari dan Muslim, di mana Abdurrahman bin Abi Laila menceritakan bahwa Qais bin Sa’ad dan Sahal bin Hunaif berdiri saat jenazah lewat, meskipun orang tersebut adalah non-Muslim. Ketika diberitahu bahwa jenazah tersebut adalah seorang Yahudi, Nabi Muhammad (SAW) menjawab, “Bukankah ia manusia juga?”

Sikap berdiri Nabi Muhammad (SAW) ini dipahami oleh sebagian ulama sebagai penghormatan terhadap kehidupan dan kematian, tanpa memandang agama seseorang. Baik yang meninggal adalah pemeluk agama Yahudi, Nasrani, atau Majusi, Nabi Muhammad (SAW) tetap menunjukkan penghormatan. Hal ini menggarisbawahi bahwa dalam konteks kemanusiaan, Muslim dan non-Muslim memiliki kedudukan yang sama.

Jenazah tersebut adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki hak untuk dihormati. Dalam diri setiap manusia terdapat kuasa Ilahi dan tanda kebesaran-Nya. Ketika nyawa seseorang dicabut, kondisi fisiknya akan berubah, tetapi sikap penghormatan harus tetap dijunjung. Nabi Muhammad (SAW) berdiri untuk mengagungkan Allah yang menciptakan jiwa tersebut dan mencabutnya kembali.

Dari peristiwa ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa sejarah mencatat pandangan kemanusiaan yang dimiliki Nabi Muhammad (SAW). Dalam pandangannya, jenazah seorang Yahudi adalah manusia ciptaan Allah yang harus dihormati, sesuai dengan ajaran dalam Surat Al-Isra ayat 70.

Masalah-masalah seperti ini sering kali kurang mendapatkan perhatian, padahal setiap manusia memiliki tempat yang mulia dan terhormat di sisi Allah. Perbedaan keyakinan, mazhab, preferensi politik, kelas sosial, warna kulit, bahasa, dan tingkat pendidikan tidak menghilangkan kesamaan bahwa mereka semua adalah ciptaan Allah. Dengan sikap berdiri ketika jenazah non-Muslim lewat, Nabi Muhammad (SAW) menunjukkan penghormatan terhadap kemanusiaan. Sejarah penting ini tetap tercatat dalam riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?