Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, seorang wali yang terkenal, mengingatkan kita tentang pentingnya meyakini bahwa rezeki telah dijamin oleh Allah SWT. Ia menekankan bahwa keraguan dan kegamangan mengenai rezeki adalah hal yang tidak perlu, karena Allah telah menentukan rezeki masing-masing individu. Dalam kitabnya, Al-Fathur Rabbani wal Faidhur Rahmani, Syekh Abdul Qadir menjelaskan bahwa keraguan dan ambisi berlebihan terhadap harta dapat menjerumuskan seseorang ke dalam keburukan. Banyak orang menjadi tamak dan jauh dari kebaikan akibat ambisi yang tidak terkendali terkait rezeki, yang pada gilirannya menimbulkan kegelisahan dalam jiwa.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menyatakan, “Rezeki sudah dibagi (diatur pembagiannya), tidak lebih, tidak kurang, tidak maju, dan tidak mundur. Sementara kamu ragu dengan jaminan Allah dan berambisi untuk menuntut rezeki yang bukan bagianmu? Padahal ambisi itu menghalangimu untuk mendekat kepada ulama dan forum-forum kebaikan karena khawatir keuntungan dan pelangganmu berkurang.”
Beliau juga mengingatkan bahwa Allah telah menetapkan rezeki dan ajal setiap orang, yang akan datang sesuai ketentuan-Nya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda bahwa rezeki sudah dibagi, sama seperti ajal yang mengejar manusia.
Bagi mereka yang merasa cemas, ragu, atau gelisah mengenai rezeki, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengajak untuk mengingat kembali kuasa Allah. Ia bertanya, “Siapa yang memberi asupan makanan saat kamu berada di dalam kandungan ibumu? Apakah kamu bergantung pada dirimu sendiri, uangmu, atau penguasa di negerimu?” Semua yang dijadikan sandaran tersebut, menurut beliau, adalah tuhan yang sebenarnya. Oleh karena itu, Syekh Abdul Qadir mendorong untuk bertobat dari kemusyrikan semacam ini sebelum Allah menutup pintu rezeki bagi mereka.
Nasihat yang disampaikan bukan berarti mengabaikan usaha dan ikhtiar manusia dalam mencari rezeki. Sebaliknya, nasihat ini mendorong kita untuk tetap tenang dan yakin bahwa rezeki telah diatur untuk setiap individu. Ini adalah pengingat akan kekuasaan Allah sebagai pemberi dan pengatur rezeki.