Dalam berbagai acara keagamaan seperti khitanan, aqiqah, atau perkawinan, sering kali kita mendengar ungkapan harapan agar anak yang dilahirkan menjadi anak yang saleh (untuk laki-laki) atau salehah (untuk perempuan). Harapan ini mencerminkan keinginan agar mereka tumbuh menjadi individu yang baik, berbakti kepada orang tua, agama, dan negara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “saleh” memiliki dua pengertian: pertama, taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah; kedua, suci dan beriman.
Dalam Al-Qur’an, kesalehan dapat ditemukan dalam Surat An-Nisa ayat 69, yang menyatakan bahwa siapa saja yang menaati Allah dan Rasul-Nya akan bersama orang-orang yang diberi nikmat oleh-Nya, yaitu para nabi, kalangan shiddiq, syuhada, dan orang-orang saleh. Berbagai tafsir dari ulama memberikan pemahaman yang beragam mengenai istilah “As-Shalihin” atau orang saleh. Imam Al-Baidhawi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa orang saleh adalah mereka yang menghabiskan hidupnya untuk menaati Allah dan mengerahkan harta di jalan-Nya. Imam Al-Baghowi menyoroti bahwa orang saleh dalam konteks tersebut adalah para sahabat Rasulullah (SAW).
Imam Ibnu Katsir mendefinisikan orang saleh sebagai individu yang baik dalam amal lahir dan batinnya, sementara Imam Khazin menegaskan bahwa orang saleh adalah mereka yang akidahnya benar dan amalnya sesuai dengan sunnah. Dalam penjelasannya, Imam Khazin juga mengidentifikasi “An-Nabiyyīn” sebagai Nabi Muhammad (SAW) dan “As-Shiddiqin” sebagai Sayyidina Abu Bakar As-Siddik (RA). Sementara itu, “As-Syuhadā” merujuk pada Sayyidina Umar bin Khattab (RA), Sayyidina Utsman bin Affan (RA), dan Sayyidina Ali bin Abu Thalib (RA).
Syekh Wahbah Az-Zuhayli dalam Tafsir Al-Munir menekankan bahwa orang saleh bukanlah orang yang suci tanpa kesalahan, melainkan mereka yang kebaikannya lebih dominan daripada keburukannya. Selain itu, Syekh Thahir bin Asyur dan Tafsir An-Nasafi juga menyebutkan bahwa orang saleh adalah mereka yang menjaga istiqamah serta baik dalam amal lahir dan batinnya.
Syekh Ibnu Ajibah mengartikan orang-orang saleh dalam konteks Surat An-Nisa ayat 69 sebagai para ulama yang menjaga ketakwaan, sedangkan Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi menjelaskan bahwa orang saleh adalah mereka yang memenuhi hak Allah dan hak-hak hamba-Nya.
Beragam pandangan ini menunjukkan betapa pentingnya karakter kesalehan dalam kehidupan seorang Muslim, baik dalam konteks pribadi maupun sosial. Semoga kita dapat terus berusaha untuk menjadi orang-orang yang saleh dan salehah dalam setiap aspek kehidupan kita.