- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Rabiah Al-Adawiyah dan Cinta Sejati kepada Allah

Google Search Widget

Rabiah Al-Adawiyah, yang diperkirakan lahir antara tahun 713-717 M di Kota Basrah, dikenal sebagai sufi yang bermazhab cinta. Ia wafat sekitar tahun 801 M pada usia sekitar 83 tahun. Pandangan sufistiknya tercermin dalam syair-syair yang mengekspresikan cinta sejatinya kepada Allah. Dalam salah satu syairnya, Rabiah menyatakan bahwa banyak orang menyembah Allah karena takut akan neraka atau menginginkan surga, tetapi baginya, cinta kepada Allah tidak memerlukan imbalan atau penggantian.

Rabiah juga mengkritik cinta palsu yang banyak diungkapkan oleh orang-orang tanpa adanya pembuktian. Pandangannya ini dikutip oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub, di mana ia menegaskan bahwa pengakuan cinta kepada Allah harus disertai dengan ketaatan. Jika seseorang mengaku mencintai Tuhan tetapi tetap bermaksiat, maka pengakuannya itu patut dipertanyakan. Dalam hal ini, Imam Al-Ghazali menegaskan bahwa pengakuan cinta harus dibuktikan dengan perbuatan.

Imam Al-Ghazali menyampaikan bahwa ada empat hal yang harus dibuktikan untuk menghindari tuduhan pendusta dalam pengakuan cinta. Pertama, cinta kepada surga harus diiringi dengan amal ibadah. Kedua, cinta kepada Nabi Muhammad (SAW) harus disertai dengan cinta kepada ulama dan orang-orang fakir. Ketiga, ketakutan terhadap api neraka harus terlihat dalam tindakan meninggalkan maksiat. Terakhir, cinta kepada Allah tidak seharusnya disertai keluhan atas ujian yang diberikan-Nya.

Kisah ini juga terkait dengan turunnya Surat Ali Imran ayat 31, ketika Rasulullah (SAW) mengajak pemuka Yahudi Madinah untuk memeluk Islam. Mereka menolak dan mengklaim bahwa mereka adalah anak-anak Allah yang sangat mencintai-Nya, meskipun tindakan mereka tidak mencerminkan cinta sejati. Wallahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?