Mempercayai akan datangnya kiamat adalah salah satu dari rukun iman yang enam. Hanya Allah (SWT) yang mengetahui kapan terjadinya kiamat secara pasti. Namun, Allah (SWT) memberikan beberapa tanda kiamat, baik tanda kecil maupun besar, agar umat manusia dapat mempersiapkannya. Tanda-tanda kiamat terbagi menjadi dua kategori: tanda kecil yang merupakan peristiwa atau fenomena yang akan terjadi sebelum tanda-tanda besar, dan tanda besar yang akan muncul menjelang hari kiamat.
Nabi Muhammad (SAW) pernah menjelaskan tanda-tanda besar kiamat kepada para sahabatnya. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad (SAW) bertanya kepada mereka tentang apa yang sedang mereka diskusikan, dan ketika mereka menjawab bahwa mereka membicarakan kiamat, beliau menjelaskan bahwa kiamat tidak akan terjadi hingga mereka melihat sepuluh tanda sebelumnya. Tanda-tanda tersebut termasuk kabut, Dajjal, binatang Dabbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi Isa bin Maryam, Ya’juj Ma’juj, serta tiga gerhana di timur, barat, dan jazirah Arab. Tanda terakhir yang disebutkan adalah api yang muncul dari Yaman yang akan menggiring manusia ke tempat berkumpul.
Dua riwayat mengenai api yang keluar sebagai tanda kiamat menjelaskan bahwa api tersebut dapat berasal dari Yaman atau dari daerah ‘Adn. Imam an-Nawawi menjelaskan bahwa api ini akan menggiring manusia pada waktu kiamat, sementara Imam Ibnu Katsir menambahkan bahwa api tersebut akan membawa manusia yang masih hidup di akhir zaman menuju ke negeri Syam sebagai tempat pengumpulan saat kiamat. Syam mencakup wilayah yang kini meliputi negara Suriah, Palestina, Yordania, dan Lebanon.
Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani memberikan interpretasi berbeda, menyatakan bahwa api yang disebutkan dalam hadits dapat dianggap sebagai kiasan atas fitnah yang menyebar, yang dimulai dari timur dan menyebabkan banyak kerusakan. Sementara itu, api yang dimaksud dalam hadits lain adalah api yang sebenarnya.
Kesimpulannya, maksud dari api yang muncul adalah untuk menggiring manusia yang masih hidup di akhir zaman menuju ke negeri Syam sebagai tempat pengumpulan saat kiamat. Selain itu, api tersebut juga dapat dianggap sebagai simbol dari fitnah yang akan menyebar menjelang terjadinya kiamat. Namun, semua tafsiran ini bersifat debatable dan tidak definitif, karena bentuk pastinya hanya Allah (SWT) yang tahu. Manusia hanya dapat memperkirakan berdasarkan tafsiran yang diyakininya.