- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Sifat Wujud dan Eksistensi Tuhan dalam Teologi Islam

Google Search Widget

Wujud merupakan salah satu sifat wajib bagi Allah (SWT) dan menjadi sifat pertama serta utama dalam kajian aqidah Ahlussunnah wal Jamaah. Dalam kajian sifat wujud, para ulama membahas eksistensi Tuhan dengan pendekatan logika, silogisme, serta perangkat argumentasi yang meliputi postulat, premis, dan proposisi. Argumentasi teologis ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan Tuhan melalui sifat wujud.

Sifat wujud mengacu pada eksistensi dan sifat alam semesta, yang dianggap baru. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa “alam itu baru. Setiap yang baru pasti tercipta,” yang mengarah pada kesimpulan bahwa keberadaan alam memerlukan pencipta. Argumentasi logis ini, yang dikenal sebagai dalil aqli, dibangun untuk membuktikan eksistensi Tuhan. Alam semesta yang baru menjadi bukti logis akan adanya pencipta, di mana sebelum tercipta, alam berstatus mumkin, yaitu memiliki potensi eksistensi dan potensi kenihilan.

Ketika alam itu eksis, pilihan untuk eksis tidak mungkin terjadi secara kebetulan; pasti ada pihak lain yang menentukan eksistensinya. Dalam pandangan Imam Al-Ghazali, pihak tersebut adalah Allah (SWT) yang Maha Esa. Keberadaan alam yang baru memerlukan eksistensi Tuhan untuk menciptakannya. Argumentasi logis terkait kebaruan alam juga ditinjau dari komposisi alam yang terdiri atas sifat dan zat yang baru, menunjukkan perubahan status dari kenihilan ke eksistensi.

Zat dan sifat alam yang baru tersebut menjadi bukti atas eksistensi Tuhan, di mana setiap benda baru memerlukan pihak yang menentukan eksistensinya dari kenihilan. Tiada pihak yang dapat menentukan eksistensi suatu benda kecuali Allah (SWT). Ketika eksistensi Tuhan sudah pasti, maka mustahil ada nihil pada-Nya yang menjadi lawan dari eksistensi.

Kajian teologi ini hanya berhenti pada pembuktian eksistensi Tuhan dari adanya alam semesta, sementara pengenalan lebih lanjut tentang Tuhan tidak dapat dibuktikan melalui dalil aqli, tetapi melalui dalil naqli, yaitu kitab suci atau agama. Dalam hal ini, informasi tentang pencipta yang dimaksud adalah Allah (SWT) yang Maha Esa tanpa sekutu, yang diperoleh dari para rasul.

Terkait sifat wujud, para ulama ushul mendiskusikan apakah wujud itu merupakan sifat atau bukan, serta apakah wujud adalah aynul mawjud atau eksistensi lain di luar zat Tuhan. Mereka memiliki perbedaan pendapat mengenai status wujud sebagai sifat atau sebagai kategori yang tidak dapat dianggap eksis maupun nihil. Dalam kitab-kitab dasar tauhid di pesantren, kajian ini lebih difokuskan pada eksistensi Tuhan, sedangkan pertanyaan teologis lainnya dibahas dalam kitab-kitab lanjutan.

Pada akhirnya, kajian sifat wujud diarahkan untuk membangun argumentasi logis atau dalil aqli yang mengarah pada eksistensi Tuhan dengan eksistensi alam sebagai buktinya. Wallahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?