Di lingkungan Ahlussunnah wal Jama’ah, terdapat istilah aqidah 50 yang dijelaskan dalam berbagai kitab aqidah, seperti ‘Aqidatul Awam karya Sayyid Ahmad Al-Marzuqi, Tijanud Durari karya Syekh Nawawi Banten, dan Ummul Barahain karya Imam As-Sanusi. Aqidah 50 ini mengacu pada sifat-sifat yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah serta para Nabi ‘alaihimus shalatu was salam. Jumlah 50 mencakup total sifat-sifat tersebut.
Konsep sifat wajib, mustahil, dan jaiz berlandaskan pada fakta bahwa untuk membuktikan keberadaan mayoritas sifat tersebut, meskipun ada dalil naqli dari Al-Qur’an dan hadits, tetap diperlukan penalaran akal sehat. Dalam konteks ini, terdapat tiga hukum ‘aqli: wajib ‘aqli, mustahil ‘aqli, dan jaiz ‘aqli. Bagi mereka yang belum percaya pada eksistensi Allah dan para rasul, sulit untuk menerima Al-Qur’an dan hadits sebagai bukti.
Wajib ‘aqli adalah hal-hal yang pasti ada menurut akal, sedangkan mustahil ‘aqli adalah hal-hal yang pasti tidak ada. Jaiz ‘aqli adalah hal-hal yang bisa ada atau tidak. Contoh sederhana adalah gerak dan diam makhluk, seperti manusia. Hukum wajib ‘aqli menunjukkan bahwa manusia pasti dalam keadaan diam atau bergerak, hukum mustahil ‘aqli menegaskan bahwa tidak mungkin manusia diam dan bergerak bersamaan, sedangkan hukum jaiz ‘aqli menunjukkan bahwa manusia bisa saja dalam keadaan diam atau bergerak.
Pemahaman tentang tiga hukum ‘aqli ini sangat penting untuk memahami aqidah Islam mengenai sifat-sifat Allah dan rasul-Nya. Imam As-Sanusi menekankan bahwa menguasai pembagian hukum ‘aqli ini akan memudahkan pemahaman materi-materi aqidah selanjutnya.
Aqidah 50 terbagi dalam dua bagian: pertama, berkaitan dengan sifat-sifat Allah yang terdiri dari 20 sifat wajib, 20 sifat mustahil, dan 1 sifat jaiz. Kedua, berkaitan dengan sifat-sifat para rasul yang mencakup 4 sifat wajib, 4 sifat mustahil, dan 1 sifat jaiz. Tabel berikut merangkum sifat-sifat tersebut:
- Tabel Sifat Allah
- 20 Sifat Wajib:
- Wujud (Ada)
- Qidam (Wujud-Nya tidak berpermulaan)
- Baqa’ (Wujud-Nya tidak berakhir)
- Mukhalafatuh li al-hawadits (Berbeda dengan makhluk)
- Qiyamuh bi nafsih (Mandiri)
- Wahdaniyyah (Maha Esa)
- Qudrah (Kuasa)
- Iradah (Berkehendak)
- ‘Ilm (Mengetahui)
- Hayah (Hidup)
- Sama’ (Mendengar)
- Bashar (Melihat)
- Kalam (Berbicara)
- Kaunuhu Qadiran (Allah Zat Yang Maha Kuasa)
- Kaunuhu Muridan (Allah Zat Yang Maha Berkehendak)
- Kaunuhu ‘Aliman (Allah Zat Yang Maha Mengetahui)
- Kaunuhu Hayyan (Allah Zat Yang Maha Hidup)
- Kaunuhu Sami’an (Allah Zat Yang Maha Mendengar)
- Kaunuhu Bashiran (Allah Zat Yang Maha Melihat)
- Kaunuhu Mutakalliman (Allah Zat Yang Maha Berfirman)
- 20 Sifat Mustahil:
- ‘Adam (Tidak ada)
- Huduts (Wujud berpermulaan)
- Fana’ (Wujud-Nya berakhir)
- Mumatsalatuh li al-hawadits (Sama dengan makhluk)
- Ihtiyajuh ila ghairih (Butuh kepada selain-Nya)
- Ta’addud (Lebih dari satu)
- ‘Ajz (Lemah)
- Karahah (Terpaksa)
- Jahl (Bodoh)
- Maut (Mati)
- Shamam (Tuli)
- ‘Ama (Buta)
- Bukm (Bisu)
- Kaunuhu ‘Ajizan (Allah Zat yang lemah)
- Kaunuhu Karihan (Allah Zat yang terpaksa)
- Kaunuhu Jahilan (Allah Zat yang bodoh)
- Kaunuhu Mayyitan (Allah Zat yang mati)
- Kaunuhu Asham (Allah Zat yang tuli)
- Kaunuhu A’ma (Allah Zat yang buta)
- Kaunuhu Abkam (Allah Zat yang bisu)
- 1 Sifat Jaiz bagi Allah: Melakukan atau meninggalkan segala hal mumkin.
- Tabel Sifat para Nabi/Rasul
- 4 Sifat Wajib:
- Sidq (Jujur)
- Amanah (Terhindar dari keharaman)
- Fathanah (Pandai berargumentasi)
- Tabligh (Menyampaikan risalah)
- 4 Sifat Mustahil:
- Kidzb (Bohong)
- Khiyanah (Melakukan keharaman)
- Baladah (Bodoh)
- Kitman (Menyimpan risalah)
- 1 Sifat Jaiz/Rasul: Mengalami hal-hal manusiawi seperti sakit, lapar, tidur, dan menikah, yang tidak mengurangi derajat keagungannya.
Aqidah 50 ini penting untuk dipahami oleh setiap Muslim agar dapat mengenal Allah dan para rasul-Nya dengan benar serta terhindar dari kesalahan.