- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah dalam Islam

Google Search Widget

Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah sering kali disalahpahami oleh sebagian umat Islam, padahal aqidah ini merupakan inti dari ajaran Islam itu sendiri. Aqidah ini diyakini oleh Rasulullah Muhammad (SAW), para sahabat, dan ulama Islam yang terus melanjutkan warisan tersebut hingga saat ini. Ahlussunnah wal Jamaah terhindar dari berbagai macam bid’ah aqidah yang menyimpang.

Di dalam lingkungan Ahlussunnah wal Jamaah, dua ulama yang sangat dihormati dalam hal aqidah adalah Abu al-Hasan al-Asy’ari (260-324 H/874-936 M) dan Abu Manshur al-Maturidi (238-333 H/852-944 M). Keduanya bukanlah penggagas aqidah baru, melainkan ulama yang berperan penting dalam menjaga aqidah Islam menghadapi tantangan zamannya. Penjelasan Imam Tajuddin bin Ali As-Subki (727-771 H/1327-1370 M) menegaskan bahwa Abu al-Hasan al-Asy’ari tidak menciptakan pendapat baru, melainkan menguatkan pendapat ulama Salaf dan membela aqidah yang dianut oleh para sahabat Rasulullah Muhammad (SAW).

Dalam pandangan ulama lain, seperti Syekh Muhammad Zahid Al-Kautsari (1296-1371 H/1879-1952 M), Abu Manshur al-Maturidi juga membangun penjelasan dalil-dalil aqidah berdasarkan risalah-risalah Imam Abu Hanifah. Karya-karya ini menjadi sumber penjelasan aqidah yang mendalam dan terperinci.

Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah jelas merupakan aqidah Islam yang diwariskan dari ulama, sahabat, dan Rasulullah Muhammad (SAW). Baik Abu al-Hasan al-Asy’ari maupun Abu Manshur al-Maturidi memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga dan mempertahankan aqidah Islam dari berbagai tantangan yang ada. Dengan demikian, aqidah Ahlussunnah wal Jamaah adalah fondasi yang kokoh dalam pemahaman ajaran Islam yang benar.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

December 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?