Islam sebagai agama yang sempurna mengandung berbagai aturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh Allah (SWT) melalui Rasulullah (SAW) untuk mengatur kehidupan manusia, mulai dari ibadah hingga interaksi sosial. Ketentuan ini dikenal sebagai syariat. Untuk memahami substansi syariat dalam Islam, penting untuk mengenali sumber-sumber syariat tersebut. Secara umum, terdapat dua jenis hukum dalam Islam yang perlu diketahui, yaitu (1) sumber hukum naqli, yang berupa teks Al-Qur’an dan hadits Rasulullah (SAW); dan (2) sumber hukum aqli, yang merupakan penalaran dan pemahaman terhadap Al-Qur’an dan hadits.
Dalam konteks ini, hukum aqli merujuk pada hukum yang penetapannya bergantung pada akal yang sempurna. Syekh Muhammad bin Ahmad bin Arafah ad-Dasuki (wafat 1230 H) menjelaskan bahwa hukum aqli berfungsi untuk menetapkan sesuatu berdasarkan keberadaan sesuatu yang lain atau menafikan sesuatu karena tidak adanya hal tersebut. Contohnya, keberadaan bumi dan langit tidak mungkin ada tanpa pencipta.
Hukum aqli dibagi menjadi tiga kategori menurut Imam Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf as-Sanusi at-Talmisani (wafat 895 H), yaitu: (1) wajib aqli, sesuatu yang tidak bisa diterima akal jika tidak ada; (2) mustahil aqli, sesuatu yang tidak bisa diterima akal jika ada; dan (3) jaiz aqli, sesuatu yang keberadaan dan ketiadaannya sama-sama mungkin. Misalnya, keberadaan Allah (SWT) adalah wajib, sedangkan keberadaan manusia adalah jaiz.
Tiga kategori hukum aqli ini bertujuan untuk menegaskan keesaan Allah (SWT), yang merupakan Zat Yang Maha Tunggal, tanpa sekutu, tanpa awal dan akhir, serta memiliki semua sifat kesempurnaan. Selain itu, terdapat sifat-sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah (SWT) yang harus dipahami oleh setiap umat Islam. Sifat wajib bagi Allah (SWT) mencakup 20 atribut, seperti wujud (ada), qidam (dahulu), dan baqa’ (kekal). Sifat mustahil bagi-Nya juga terdiri dari 20 atribut, seperti adam (tidak ada) dan huduts (baru). Sementara itu, sifat jaiz bagi Allah (SWT) hanya satu, yaitu kemampuan untuk menciptakan atau tidak menciptakan sesuatu.
Penjelasan mengenai hukum aqli dan sifat-sifat Allah (SWT) ini sangat penting untuk dipahami oleh setiap Muslim, guna meningkatkan pemahaman dan keyakinan terhadap ajaran Islam.