- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Makna Isa sebagai Kalimah dan Ruh dari Allah

Google Search Widget

Dalam Al-Qur’an, terdapat penjelasan yang mendalam mengenai sosok Isa Al-Masih. Isa disebut sebagai ‘kalimah’ dari Allah yang diberikan kepada Siti Maryam (QS Ali Imran: 45), serta dinyatakan sebagai ‘kalimah Allah’ dan ‘ruh dari Allah’ (QS An-Nisa’: 171). Di sisi lain, Al-Qur’an juga menegaskan kemanusiaan Isa, sebagaimana dinyatakan dalam QS Ali Imran: 59 yang menyatakan bahwa penciptaan Isa mirip dengan penciptaan Nabi Adam (AS). Allah menciptakan Adam dari tanah dan memerintahkannya untuk menjadi manusia. Ini menegaskan bahwa Isa, meskipun dilahirkan dengan cara yang ajaib, tetaplah seorang manusia.

Al-Qur’an mengklarifikasi bahwa kesalahpahaman mengenai keilahian Isa berasal dari kelahiran-Nya yang ajaib tanpa campur tangan seorang ayah. Meskipun demikian, ada beberapa ayat yang tampaknya mendukung pandangan keilahian Isa, yang bisa menimbulkan kebingungan. Misalnya, QS Ali Imran: 45 menyatakan bahwa Maryam menerima kabar gembira tentang kelahiran Isa, yang disebut sebagai ‘kalimah dari-Nya’. Namun, di QS An-Nisa’: 171, Al-Qur’an menolak pemahaman bahwa Isa adalah Tuhan, dengan menegaskan bahwa dia hanyalah utusan Allah.

Terdapat kontradiksi dalam penafsiran jika kita memahami ‘kalimah Allah’ sebagai sesuatu yang setara dengan Allah itu sendiri. Hal ini bertentangan dengan prinsip tauhid dalam Islam yang menekankan keesaan Allah. Untuk memahami makna ‘kalimah Allah’, kita perlu merujuk pada QS Ali Imran: 59, yang menjelaskan bahwa ‘kalimah Allah’ merujuk pada pernyataan Allah “jadilah!”, yang menunjukkan kekuasaan-Nya dalam menciptakan Isa.

Selanjutnya, mengenai istilah ‘ruh Allah’, para ulama memiliki beragam penafsiran. Pertama, ruh diartikan sebagai simbol kesucian, karena Isa lahir tanpa benih dari seorang lelaki. Kedua, Isa sebagai utusan Allah menjadi jalan bagi umat untuk memahami kehidupan beragama. Ketiga, ruh diartikan sebagai kasih sayang Allah. Keempat, ‘ruh dari-Nya’ bisa merujuk pada tiupan Jibril. Kelima, ruh juga bisa dimaknai sebagai kemuliaan.

Dengan demikian, pemahaman mengenai Isa Al-Masih dalam konteks Al-Qur’an mengajak kita untuk memahami kemanusiaan dan peran-Nya sebagai utusan Allah, tanpa mengesampingkan keesaan Allah yang merupakan inti ajaran Islam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 15

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?