Keimanan adalah cahaya yang dianugerahkan oleh Allah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Keimanan ini dapat dimiliki oleh orang awam maupun orang alim. Setiap individu yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya akan mendapatkan cahaya tersebut, meskipun mereka tidak memahami ilmu kalam atau aqidah secara mendalam. Hal ini tercermin dalam Surat Az-Zumar ayat 22, yang menyatakan bahwa orang yang hatinya dibukakan Allah untuk menerima agama Islam akan mendapatkan cahaya dari-Nya.
Kewajiban pertama bagi manusia adalah makrifatullah, yaitu mengenal Allah dengan yakin. Keyakinan ini dapat diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki oleh Allah, dan menjadi fondasi keberagamaan seseorang. Makrifatullah mengandung pengertian mengenal perbedaan antara sifat Allah dan sifat makhluk. Kewajiban ini juga ditegaskan dalam ajaran para ulama, yang menyatakan bahwa tanpa makrifat, ibadah, baik yang wajib maupun sunnah, tidak akan sah.
Keimanan adalah kepercayaan yang bersifat tashdiqul qalbi terhadap ajaran Nabi Muhammad (SAW) dari Allah SWT, termasuk tauhid, kebangkitan, dan kewajiban ibadah seperti shalat, zakat, puasa, dan haji. Kepercayaan ini merupakan penerimaan hati yang tidak dapat dilihat secara fisik, namun diwujudkan dalam dua kalimat syahadat.
Imam Al-Junaid Al-Baghdadi menekankan pentingnya makrifat sebagai pengenalan terhadap pencipta dan penciptaan-Nya. Ia menyatakan bahwa untuk mengenal sifat-sifat Allah, seseorang harus memahami perbedaan antara yang menciptakan dan yang diciptakan. Hal ini menunjukkan bahwa makrifat adalah langkah awal dalam memahami hakikat keimanan.
Dalam konteks ini, terdapat pandangan dari para teolog yang menganggap bahwa orang awam yang tidak memahami ilmu kalam secara mendalam dapat dianggap kafir. Namun, pandangan ini dianggap berlebihan oleh Imam Al-Ghazali, yang menegaskan bahwa mereka mempersempit rahmat Allah yang luas. Sebagian besar sahabat Nabi Muhammad (SAW) juga beriman tanpa mengikuti rumusan teologi tertentu.
Meskipun demikian, orang awam tetap berkewajiban untuk mempelajari aqidah dasar Islam agar dapat mempertahankan keimanannya dan terhindar dari kesalahan dalam beraqidah. Ini penting agar mereka tidak terjebak dalam pemikiran yang menyimpang yang mengatasnamakan aqidah dan syariat Islam. Kewajiban untuk memahami aqidah dasar merupakan langkah penting dalam menjaga keimanan yang benar dan murni. Wallahu a’lam.