- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Ramalan Kiamat: Menyikapi dengan Bijak

Google Search Widget

Belakangan ini, banyak beredar informasi mengenai ramalan hari kiamat yang konon akan terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan tahun ini. Informasi ini beredar di media sosial dan merujuk pada hadits tentang dukhan yang jatuh pada tanggal 15 Ramadhan yang bertepatan dengan hari Jumat. Namun, perlu ditekankan bahwa informasi semacam ini tidak dapat dijadikan pedoman bagi umat Islam. Kepastian mengenai tanggal dan tahun terjadinya hari kiamat adalah hak prerogatif Allah (SWT) semata. Tugas kita adalah berbuat sebaik-baiknya dalam menjalani hidup.

Kepastian hari kiamat bukanlah urusan manusia, melainkan urusan Allah (SWT). Dalam Al-Qur’an, kita diberikan petunjuk mengenai tanda-tanda kedatangan kiamat, namun bukan informasi mengenai kapan tepatnya kiamat akan terjadi. Sebagaimana tercantum dalam Surat Al-A’raf ayat 187, Allah (SWT) menegaskan bahwa pengetahuan tentang kiamat hanya ada di sisi-Nya. Ayat tersebut menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya kecuali Allah (SWT) sendiri. Kiamat itu akan datang secara tiba-tiba, dan banyak orang yang bertanya seolah-olah mereka memiliki pengetahuan tentangnya, padahal sebenarnya mereka tidak tahu.

Penting untuk diingat bahwa bahkan Nabi Muhammad (SAW) pun tidak mengetahui kapan kiamat akan datang. Jika seseorang mengklaim mengetahui waktu terjadinya kiamat, maka bisa dipastikan bahwa mereka hanya mengada-ada. Apalagi jika mereka mengutip hadits, yang perlu diteliti lebih lanjut karena mungkin saja hadits tersebut adalah maudhu’ (palsu). Akhir dari ayat tersebut menegaskan bahwa pengetahuan tentang kiamat adalah milik Allah (SWT), dan kebanyakan manusia tidak menyadari hal ini.

Tugas kita sebagai manusia adalah menjalani hidup dengan baik dan benar, serta membangun peradaban. Jangan terjebak dalam pemikiran yang bukan tanggung jawab kita. Urusan kiamat sebaiknya diserahkan kepada Allah (SWT). Orang-orang yang sering membicarakan kiamat biasanya memiliki masalah dengan kehidupan mereka sendiri. Mereka cenderung pesimis dan tidak melihat potensi untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi diri mereka dan orang lain.

Sebaliknya, orang-orang yang optimis lebih fokus pada bagaimana meningkatkan kualitas hidup, baik untuk diri mereka maupun untuk orang lain. Mereka menyadari bahwa kiamat sepenuhnya adalah urusan Allah (SWT). Dakwah seharusnya membangun cara berpikir yang sehat dan optimis, bukan menakut-nakuti orang lain. Maka, marilah kita menjalani hidup ini dengan penuh harapan dan keyakinan, serta tidak terjebak dalam spekulasi yang tidak berdasar.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?