Sahabat Anas bin Malik (RA) meriwayatkan bahwa Rasulullah Muhammad (SAW) bersabda, “Tak satu pun nabi kecuali telah memperingatkan umatnya dari sang pendusta yang buta sebelah mata. Matanya buta sebelah, sedangkan Allah tidak. Di antara kedua matanya tertulis huruf kaf, fâ’, dan râ’.” Inilah awal penjelasan Rasulullah (SAW) mengenai sosok Dajjal.
Para sahabat bertanya kepada beliau, “Wahai Rasul, biasanya Engkau bercerita banyak tentangnya. Kali ini persingkatlah agar kami mengira bahwa dia sudah dekat dengan kami; agar dia sebentar lagi menampakkan diri kepada kami dari arah kebun kurma sana.” Rasulullah (SAW) menjawab, “Tak ada yang paling aku takuti dari kalian selain Dajjal. Jika dia muncul di tengah kalian, akulah yang akan menjadi pembela kalian. Namun, jika dia muncul dan aku tidak berada di tengah kalian, maka masing-masing kalian harus membela diri. Setiap kalian harus bertanggung jawab atas dirinya. Dan Allah adalah penggantiku bagi setiap Muslim.”
Ketika ditanya tentang ciri-ciri Dajjal, Rasulullah (SAW) menggambarkan, “Dia adalah sosok anak muda yang berambut tebal. Mata kanannya melotot bak biji anggur yang mau keluar. Cahaya mata kanannya hilang, sedangkan mata kirinya buta. Dia mengaku sebagai tuhan. Di keningnya tertulis kata ‘kâfir’, yang terlihat jelas oleh orang yang beriman.”
Dajjal akan muncul di antara Syam dan ‘Irâq, dan ke mana pun dia pergi, selalu berbuat kerusakan di muka bumi. Rasulullah (SAW) menjelaskan bahwa Dajjal akan tinggal di bumi selama empat puluh hari, namun sehari seperti setahun, sehari seperti sebulan, dan sehari seperti seminggu. Ketika ditanya tentang shalat pada hari yang lamanya seperti setahun itu, Rasulullah (SAW) menegaskan, “Tidak. Ukurlah hari itu sebagaimana biasanya.”
Pengikut Dajjal, menurut Rasulullah (SAW), adalah tujuh puluh orang Yahudi Ashfahân dengan pakaian yang dihiasai warna hijau. Kecepatan Dajjal di bumi ini diibaratkan seperti hujan yang ditiup angin kencang, sehingga dia bisa sampai ke setiap pelosok bumi. Namun, dia tidak akan bisa memasuki Makkah dan Madinah, karena kedua kota tersebut akan dijaga oleh para malaikat.
Rasulullah (SAW) memberikan petunjuk bagi umatnya jika Dajjal muncul: “Larilah kalian ke gunung dan jangan berada di jalannya. Sungguh, tidak ada perkara yang lebih besar sejak Adam diciptakan hingga hari Kiamat kecuali perkara Dajjal. Siapa di antara kalian yang bertemu dengannya, maka bacalah pembukaan Surat Al-Kahfi.”
Dajjal akan datang dengan berbagai ujian, termasuk mendatangi suatu kaum dan memerintah langit dan bumi. Dia akan menjanjikan hujan dan tanaman yang melimpah, namun itu semua adalah ujian besar yang mengharuskan kita berlindung kepada Allah agar tetap kokoh dalam iman. Dajjal juga akan membawa sesuatu yang tampak sebagai air dan api, di mana yang terlihat sebagai air sebenarnya adalah api yang membakar, dan yang terlihat sebagai api adalah air tawar yang dingin. Rasulullah (SAW) menekankan, “Siapa saja di antara kalian yang menemuinya, maka pilihlah api karena ia sejatinya air tawar yang baik.”
Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Anas bin Malik (RA) (nomor hadits 2937).