- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Mengapa Allah Menciptakan Manusia Sehingga Harus Sengsara?

Google Search Widget

Pertanyaan mengenai mengapa Allah (SWT) menciptakan manusia tanpa permintaan dari mereka dan mengapa manusia harus mengalami berbagai penderitaan sering kali muncul di benak kita, terutama saat menghadapi kesulitan. Meskipun tampak sederhana, pertanyaan ini memerlukan penjelasan yang mendalam berdasarkan ajaran Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Muhammad (SAW).

Dalam Al-Qur’an, kita diajarkan untuk tidak mempertanyakan tindakan Allah (SWT), melainkan untuk mengevaluasi tindakan kita sendiri. Allah (SWT) berfirman: “Allah tak bisa ditanya tentang apa yang diperbuatnya, merekalah yang dimintai pertanggungjawaban.” (QS. Al-Anbiya’: 23). Tindakan Allah (SWT) sebagai Sang Pencipta adalah mutlak dan tidak memerlukan persetujuan dari siapapun. Sebagai perbandingan, manusia sering kali merasa berhak untuk mengelola hewan ternak tanpa merasa bersalah, padahal hidup dan kehidupan mereka sepenuhnya berada di tangan Allah (SWT).

Kekuasaan Allah (SWT) untuk melakukan apa pun sesuai kehendak-Nya tercermin dalam banyak ayat Al-Qur’an. Salah satunya adalah: “Sesungguhnya Tuhanmu Maha-Melakukan apa yang Ia kehendaki.” (QS. Hud: 107). Ketuhanan Allah (SWT) yang sempurna menjamin bahwa Dia bebas dari segala intervensi dan dapat melakukan apa pun tanpa perlu mempertanggungjawabkan kepada makhluk-Nya.

Allah (SWT) memberikan tujuan penciptaan manusia dalam Al-Qur’an, yang mencakup beberapa hal penting:

  1. Sebagai pengurus (khalifah) di muka bumi (QS. Al-Baqarah: 30).
  2. Untuk menyembah Allah (SWT) (QS. Al-Dzariyat: 56).
  3. Supaya manusia mengetahui kemahakuasaan Allah (SWT) (QS. At-Thalaq: 12).
  4. Sebagai penilaian untuk tempat di akhirat, di mana amal perbuatan di dunia menentukan kelayakan untuk surga atau neraka (QS. An-Najm: 31).

Meskipun manusia mungkin mengalami kesusahan dan kesulitan dalam hidup, semua itu adalah bagian dari hikmah yang lebih besar. Setiap penderitaan yang dialami seorang mukmin dapat menjadi penghapus dosa dan jalan menuju surga. Rasulullah Muhammad (SAW) bersabda bahwa segala yang menimpa seorang mukmin, baik kesenangan maupun kesedihan, adalah kebaikan baginya, asalkan ia bersyukur atau bersabar.

Dengan memahami tujuan penciptaan dan hikmah di balik setiap kesulitan, kita dapat menyadari bahwa meskipun hidup di dunia ini penuh tantangan, semua itu adalah bagian dari rencana Allah (SWT) yang lebih besar. Kesengsaraan di dunia ini tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kebahagiaan abadi di surga. Oleh karena itu, kita seharusnya bersyukur atas keberadaan kita dan fokus pada pemenuhan tujuan hidup yang telah ditetapkan oleh Allah (SWT).

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?