Dalam sejarah kenabian, mukjizat merupakan salah satu cara untuk membuktikan kebenaran seorang nabi. Mukjizat yang ditunjukkan oleh para nabi bukanlah sekadar trik, melainkan kejadian luar biasa yang melanggar hukum alam. Mukjizat ini berfungsi sebagai bukti bahwa mereka benar-benar diutus oleh Allah (SWT). Nabi Muhammad (SAW), sebagai nabi terakhir, dianugerahi berbagai mukjizat yang melampaui yang dimiliki nabi-nabi sebelumnya, salah satunya adalah peristiwa terbelahnya bulan.
Peristiwa ini terjadi ketika penduduk Makkah meminta Nabi Muhammad (SAW) untuk menunjukkan bukti kenabiannya. Dalam sebuah hadits sahih, disebutkan bahwa saat itu bulan terbelah menjadi dua bagian yang terlihat jelas oleh mata mereka. Meskipun demikian, banyak dari mereka yang masih meragukan kebenaran kejadian tersebut dan menganggapnya sebagai sihir. Mereka bahkan menunggu konfirmasi dari para musafir yang datang dari berbagai penjuru, dan ketika para musafir tersebut mengonfirmasi bahwa mereka juga melihat bulan terbelah, skeptisisme tersebut mulai berkurang.
Kisah ini tercatat dalam Al-Qur’an, khususnya di awal Surat al-Qamar, dan diceritakan oleh banyak sahabat yang menyaksikannya. Meskipun banyak orang yang meragukan kejadian ini, tidak ada bukti yang dapat membantah kesaksian saksi mata yang begitu banyak. Beberapa orang bahkan meminta bukti fisik berupa bekas terbelah di bulan, namun permintaan ini tidaklah rasional, mengingat Allah (SWT) memiliki kuasa penuh untuk mengembalikan bulan ke bentuk semula tanpa meninggalkan jejak.
Ada beberapa alasan mengapa tidak ada catatan dari bangsa lain mengenai peristiwa terbelahnya bulan. Pertama, pada masa itu, banyak kejadian penting tidak dicatat dan hanya disampaikan secara lisan. Kedua, mungkin bulan tidak berada pada ketinggian yang cukup untuk terlihat oleh orang-orang di daerah jauh. Ketiga, kejadian ini mungkin terjadi pada malam hari ketika banyak orang sudah tertidur. Keempat, ada kemungkinan langit terhalang awan sehingga tidak semua orang dapat menyaksikannya.
Meskipun mukjizat terbelahnya bulan tidak dapat dibuktikan dengan catatan sejarah dari bangsa lain, hal ini tidak mengurangi keabsahan dan keajaiban dari peristiwa tersebut. Mukjizat ini menunjukkan kekuasaan Allah (SWT) dan merupakan salah satu tanda kenabian Nabi Muhammad (SAW) yang patut direnungkan. Mukjizat para nabi, termasuk terbelahnya bulan, adalah hal luar biasa yang tidak bisa ditiru oleh siapapun, dan menjadi pengingat bagi umat manusia akan kebesaran dan kekuasaan Sang Pencipta.