- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Aqidah Syekh Ibnu Kullab yang Sebenarnya

Google Search Widget

Beberapa kalangan berpendapat bahwa Asy’ariyah modern sejatinya mengikuti mazhab Ibnu Kullab, bukan mazhab Imam Abu Hasan al-Asy’ari (RA) sendiri. Mereka menyebut fase Kullabiyah sebagai fase kedua dalam perjalanan hidup Imam Abu Hasan al-Asy’ari (RA) sebelum akhirnya beralih ke aqidah salaf di fase ketiga. Dalam tulisan ini, akan dibahas aqidah Syekh Ibnu Kullab secara pribadi, terlepas dari isu fase-fase yang tidak berdasar.

Dalam kajian-kajian yang tidak kredibel, aqidah Ibnu Kullab sering kali dikesankan sebagai aqidah Jahmiyah yang menolak sifat-sifat Allah (SWT), Muatthilah, serta terpengaruh oleh filsafat. Namun, kenyataannya aqidah beliau jauh dari tuduhan tersebut. Imam Abu Hasan al-Asy’ari (RA) meriwayatkan aqidah Ibnu Kullab dalam kitab Maqâlat al-Islamiyyin sebagai berikut:

“Allah senantiasa Maha-Mengetahui, Maha-Berkuasa, Maha-Hidup, Maha-Mendengar, Maha-Melihat, Maha-Mulia, Maha-Agung, Maha-Sombong, Maha-Berkuasa Mutlak, Maha-Pemurah, Maha-Esa, Maha-Sendiri, Maha-Kekal, tak berawal, Sebagai Pencipta/Perawat, Sebagai Tuhan yang disembah, Maha-Berkehendak, Tidak suka, Ridha/merelakan orang yang diketahuinya akan mati sebagai mukmin meskipun kebanyakan umurnya sebagai orang kafir, Marah terhadap orang yang diketahuinya akan mati kafir meskipun kebanyakan umurnya sebagai orang mukmin, Mencintai, Memarahi, Mengasihi, Memusuhi, Berfirman, Mempunyai Kalam. Allah juga Maha-Qadim (ada tanpa awal mula) dengan semua nama dan sifat-Nya.”

Aqidah Syekh Ibnu Kullab menetapkan semua sifat Allah (SWT) sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an dan Sunnah. Tidak ada satu pun sifat yang dinafikan keberadaannya. Ibnu Kullab adalah seorang Ahli Itsbât, yang menetapkan adanya sifat-sifat Allah, termasuk sifat marah, ridha, tangan, mata, dan seterusnya. Dia bukan Mu’atthilah yang mengingkari sifat-sifat tersebut. Bahkan, Ibnu Kullab diakui sebagai tokoh yang diikuti oleh Imam Al-Bukhari (RA) dalam bab aqidah.

Dalam kitab-kitab profil, Ibnu Kullab dikenal sebagai pakar ilmu kalam dari kalangan Ahlussunnah wal Jama’ah. Sejarah mencatat bahwa “Abdullah bin Said Abu Muhammad yang dikenal sebagai Ibnu Kullab adalah tokoh besar para ahli kalam dan termasuk Ahlussunnah.” Dia telah menulis banyak kitab dalam tauhid dan sifat.

Imam ad-Dzahabi juga menyatakan bahwa Ibnu Kullab adalah ketua dari para ahli kalam di Kota Basrah di masanya dan merupakan Ahli Kalam yang paling dekat kepada sunnah. Dengan demikian, jika dikatakan bahwa Imam Abu Hasan al-Asy’ari (RA) mengikuti jejak Ibnu Kullab, maka itu berarti beliau mengikuti orang yang benar.

Perbedaan antara Syekh Ibnu Kullab dengan tokoh lain, seperti Imam Ahmad (RA), hanya terjadi dalam masalah furu’iyah-ijtihadiyah, bukan dalam pokok-pokok aqidah yang berkonsekuensi pada penyematan label sesat. Semua ulama yang berselisih adalah mujtahid yang menemukan banyak kebenaran, meskipun terkadang juga salah, karena tidak ada yang maksum selain Rasulullah (SAW). Wallahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?