Dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ mengungkapkan banyak hal yang berkaitan dengan kehidupan para nabi, termasuk Nabi Muhammad (SAW) dan Nabi Isa (AS). Surat Ali ‘Imran ayat 144 menegaskan bahwa Nabi Muhammad (SAW) adalah seorang rasul yang tidak wafat seperti yang dipahami oleh sebagian orang. Dalam konteks ini, Allah ﷻ menyatakan bahwa jika Nabi Muhammad (SAW) wafat atau terbunuh, itu tidak akan mengubah kebenaran ajaran yang beliau bawa.
Nabi Isa (AS) juga memiliki posisi penting dalam ajaran Islam. Dalam QS Ali ‘Imran (3): 55, Allah ﷻ berfirman bahwa Dia akan mengangkat Nabi Isa (AS) dan menyelamatkannya dari orang-orang yang kafir. Ayat ini menunjukkan bahwa Nabi Isa (AS) tidak mati seperti yang diyakini oleh sebagian orang, melainkan diangkat ke langit oleh Allah ﷻ.
Selanjutnya, dalam QS An-Nisa’ (4): 157-158, Allah ﷻ menegaskan bahwa orang-orang yang mengklaim telah membunuh Nabi Isa (AS) sebenarnya tidak membunuhnya, melainkan yang mereka bunuh adalah orang yang diserupakan dengan beliau. Ini menunjukkan bahwa Nabi Isa (AS) hidup dan diangkat ke sisi Allah ﷻ.
Di hari kiamat, semua Ahli Kitab akan beriman kepada Nabi Isa (AS) sebelum kematiannya, sebagaimana tertera dalam QS An-Nisa’ (4): 159. Dalam QS Al-Maidah (5): 117, Nabi Isa (AS) menyatakan bahwa selama beliau berada di antara umatnya, beliau adalah saksi atas mereka, dan setelah diangkat, Allah ﷻ lah yang mengawasi mereka.
Dalam QS Az-Zukhruf (43): 61, Nabi Isa (AS) disebut sebagai pertanda akan datangnya kiamat. Hal ini diperkuat oleh penafsiran para ulama, termasuk Ibn Abbas dan Hasan al-Bashri, yang menyatakan bahwa turunnya Nabi Isa (AS) sebelum hari kiamat adalah tanda jelas akan dekatnya hari tersebut.
Seluruh penjelasan ini menunjukkan bahwa Nabi Isa (AS) tidak hanya hidup, tetapi juga akan kembali ke bumi untuk mengalahkan Dajjal dan menegakkan keadilan. Ini adalah keyakinan yang kuat dalam ajaran Islam, yang didukung oleh banyak dalil dari Al-Qur’an dan hadis.