Hoaks bukanlah fenomena baru; ia telah ada sejak lama, termasuk dalam konteks agama. Setelah wafatnya Nabi Muhammad (SAW), banyak hadits hoaks yang disebarkan oleh mereka yang ingin terlihat hebat dalam meriwayatkan hadits atau oleh para ahli bid’ah untuk memperkuat paham mereka. Salah satu hoaks yang beredar adalah mengenai pandangan Imam Abu Hasan al-Asy’ari dan para pengikutnya tentang keimanan seseorang yang melakukan kekufuran.
Salah satu keterangan yang sering dijadikan rujukan adalah pernyataan yang menyatakan bahwa iman hanyalah akad di dalam hati, meskipun seseorang secara terbuka mengucapkan kekufuran. Pernyataan ini, yang berasal dari Jahm bin Sofwan dan Abu Hasan al-Asy’ari, dikutip oleh Ibnu Hazm al-Andalusi, seorang ulama terkemuka dari mazhab Zhahiriyah. Keterangan ini sering digunakan oleh mereka yang skeptis terhadap mazhab Asy’ariyah.
Namun, banyak orang yang tidak menyadari bahwa kitab-kitab ulama Asy’ariyah yang tersebar luas di seluruh dunia tidak pernah menyatakan hal tersebut. Santri dari pesantren Asy’ariyah di Indonesia pun tidak pernah mendengar ajaran seperti itu dari guru-guru mereka. Sebaliknya, kitab-kitab Asy’ariyah justru menegaskan bahwa ucapan atau tindakan kekufuran menjadikan seseorang kafir.
Imam Tajuddin as-Subki mengkritik keras pendapat Ibnu Hazm tersebut, menegaskan bahwa tidak ada perbedaan pendapat di kalangan Asy’ariyah dan seluruh umat Islam bahwa seseorang yang mengucapkan kalimat kekufuran atau melakukan tindakan kekufuran adalah kafir, dan tidak akan mendapatkan manfaat dari pengetahuan yang dimilikinya jika diiringi dengan sikap menentang.
Sebagai contoh, Syekh Taqiyuddin al-Hishni dalam kitabnya menjelaskan bahwa kemurtadan dapat terjadi melalui tindakan, ucapan, atau keyakinan tertentu, yang semuanya mengakibatkan seseorang menjadi kafir. Penjelasan ini menunjukkan bahwa terdapat konsensus di kalangan ulama Asy’ariyah mengenai masalah ini.
Meskipun ada banyak hoaks yang disebarkan oleh Ibnu Hazm tentang Asy’ariyah, penting untuk memahami bahwa informasi yang tidak akurat ini sering kali berasal dari kesalahpahaman atau penipuan. Sebagian besar ulama Asy’ariyah berusaha untuk menjelaskan dan mempertahankan ajaran mereka dengan benar. Semoga informasi ini memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai aqidah Asy’ariyah dan menanggapi hoaks yang beredar. Wallahu a’lam.