Dzikir “Lâ Ilâha illalLâh Muhammad RasûluLlâh” sering kita dengar dan memiliki dua pernyataan penting. Pertama, mengesakan Allah, yang berarti tidak ada yang memiliki sifat ketuhanan kecuali Allah, dan kedua, penegasan bahwa Nabi Muhammad (SAW) adalah utusan-Nya. Meskipun faedah dzikir bukanlah tujuan utama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tetap ada manfaat yang dapat diambil dari amalan ini.
Dalam kitab Syarah Ummul Barâhîn karya Imam Abdullah Muhammad bin Yusuf as-Sanusy al-Asy’ary, dijelaskan bahwa faedah dzikir ini terbagi menjadi dua kategori: kembali kepada budi pekerti yang baik dalam agama dan kembali kepada karamah. Keutamaan pertama memiliki delapan manfaat, di antaranya:
- Menumbuhkan sifat zuhud: Hati yang tidak bergantung pada hal-hal duniawi.
- Menumbuhkan sifat tawakal: Kepercayaan hati kepada Allah yang Maha Pemelihara, yang membawa ketenangan jiwa.
- Menumbuhkan sifat malu: Mengagungkan Allah dan mengingat-Nya, serta mematuhi perintah-Nya.
- Menumbuhkan sifat kaya: Kaya hati dengan terjaganya dari fitnah berbagai sebab.
- Menumbuhkan sifat fakir: Memutuskan hati dari duniawi dan mengandalkan keputusan Allah.
- Menimbulkan futuwah: Menjauhkan diri dari menuntut kebaikan dari makhluk lain.
- Menimbulkan rasa bersyukur: Memusatkan hati untuk memuji Allah dan menyadari nikmat-Nya, bahkan di tengah kesulitan.
Faedah kedua berkaitan dengan karamah, yang termasuk dalam kategori perkara di luar kebiasaan. Beberapa contoh karamah adalah:
- Keberkahan dalam makanan: Makanan sedikit dapat mencukupi banyak orang, seperti yang terlihat pada para waliyyullah.
- Kemudahan memperoleh kebutuhan: Sebuah riwayat menunjukkan bagaimana Syekh Abu Abdillah at-Tawuddy dapat memenuhi kebutuhan pakaian untuk keluarganya dari secarik kain.
- Terbukanya hakikat: Kemampuan untuk membedakan antara yang halal, haram, dan syubhat dalam makanan.
Demikianlah beberapa faedah mendawamkan dzikir “Lâ Ilâha illalLâh Muhammad RasûluLlâh”. Masih banyak faedah lainnya yang tidak dapat disampaikan secara keseluruhan dalam tulisan ini. Waallahu a’lam.