- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

20 Sifat Wajib bagi Allah

Google Search Widget

Ahlussunnah wal Jama’ah meyakini bahwa Allah (SWT) memiliki sifat-sifat yang sempurna dan mustahil memiliki sifat yang sebaliknya. Para ulama telah menetapkan akidah yang dikenal dengan istilah Aqaid Seket, yang merujuk pada 50 akidah tentang sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah dan para Nabi. Konsep sifat wajib, mustahil, dan jaiz berangkat dari fakta bahwa untuk membuktikan eksistensi sifat-sifat tersebut, meskipun terdapat dalil naqli berupa Al-Qur’an dan hadits, tetap memerlukan penalaran akal sehat. Dalam konteks ini, hukum ‘aqli dibagi menjadi tiga kategori: wajib, mustahil, dan jaiz ‘aqli.

Sifat wajib ‘aqli merujuk pada segala hal yang pasti ada dan tidak dapat diterima ketiadaannya; mustahil ‘aqli adalah segala hal yang pasti tidak ada; sedangkan jaiz ‘aqli adalah segala hal yang mungkin ada maupun tidak. Sebagai contoh, sifat gerak dan diam pada makhluk dapat digunakan untuk menjelaskan hal ini. Ilustrasi sifat wajib, mustahil, dan jaiz ‘aqli dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) akal pasti mengharuskan salah satu dari diam dan bergerak terjadi pada makhluk, (2) akal tidak akan membenarkan keduanya secara bersamaan tidak terjadi, dan (3) akal menerima adanya salah satu dari makhluk.

Klasifikasi sifat wajib bagi Allah terdiri dari 20 sifat yang dikelompokkan menjadi empat kategori:

  1. Sifat Nafsiyah, yaitu satu sifat yang berhubungan dengan Dzat Allah, yaitu wujûd.
  2. Sifat Salbiyah, yaitu lima sifat yang meniadakan sifat sebaliknya, yaitu: qidâm, baqâ’, mukhâlafatu lil hawâditsi, qiyâmuhu binafsihi, dan wahdâniyat.
  3. Sifat Ma’ani, yaitu tujuh sifat abstrak yang wajib ada pada Allah, yaitu: qudrat, irâdat, ‘ilmu, hayât, sama’, bashar, dan kalam.
  4. Sifat Ma’nawiyah, yang merupakan kelaziman dari sifat ma’ani. Sifat ini tidak dapat berdiri sendiri, karena setiap sifat ma’ani pasti disertai dengan sifat ma’nawiyah.

Kedudukan sifat wajib 20 ini telah menjadi kajian ulama Ahlussunnah wal Jama’ah sejak masa Abu al-Hasan al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturudi, hingga saat ini. Al-Imam Muhammad bin Yusuf bin Umar bin Syu’aib as-Sanusi al-Hasani merupakan sosok yang merumuskan sifat-sifat ini secara praktis. Dalam karya terkenalnya, al-‘Aqidah as-Sughra, Imam as-Sanusi menyatakan bahwa di antara sifat wajib bagi Allah ada 20 sifat.

Setiap mukallaf wajib meyakini sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah (SWT). Hal ini mencakup keyakinan bahwa: 1. Allah pasti bersifat dengan segala kesempurnaan yang layak bagi-Nya, 2. Allah mustahil bersifat dengan segala sifat kekurangan, dan 3. Allah boleh saja melakukan atau meninggalkan segala hal yang bersifat jaiz.

Penting untuk dicatat bahwa sifat wajib 20 tidak membatasi kesempurnaan Allah (SWT). Sifat-sifat ini justru merupakan sifat pokok kesempurnaan Allah yang tidak terbatas, yang tidak dapat sepenuhnya diketahui oleh manusia. Dalam Syarh Umm al-Barahain, Imam as-Sanusi menjelaskan bahwa sifat-sifat Allah tidak terbatas pada 20 sifat ini, dan kesempurnaan-Nya tidak memiliki batas. Ketidakmampuan manusia untuk mengetahui sifat-sifat yang tidak terjelaskan oleh dalil ‘aqli dan naqli tidak menjadi beban, karena itu adalah anugerah dari Allah (SWT).

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 21

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?