- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Melihat Allah: Mungkinkah?

Google Search Widget

Permasalahan mengenai kemungkinan melihat Allah (SWT) di akhirat terbagi menjadi dua pandangan. Pertama, kelompok yang menetapkan adanya ru’yatullah (melihat Allah) di akhirat. Imam Asy’ari dalam kitabnya Maqalaat al-Islamiyyin menyatakan bahwa orang mukmin akan melihat Allah di hari kiamat dengan jelas, sebagaimana melihat bulan purnama. Hal ini didukung oleh firman Allah dalam QS. Al-Tathfif ayat 15, yang menyatakan bahwa orang kafir akan terhalang dari melihat Allah.

Imam Syafi’i menegaskan keyakinannya bahwa jika seseorang tidak yakin akan melihat Allah di akhirat, maka ia tidak akan menyembah-Nya di dunia. Banyak teks dari al-Qur’an dan hadits yang mendukung pendapat ini. Misalnya, dalam QS. Al-Qiyamah 22-23, Allah berfirman bahwa wajah-wajah orang mukmin pada hari itu berseri-seri karena mereka melihat kepada Tuhannya.

Namun, ada kelompok yang menafikan kemungkinan melihat Allah, seperti Jahmiyah, Mu’tazilah, Khawarij, dan Imamiyah. Mereka merujuk pada QS. Al-An’am 103 yang menyatakan bahwa tidak ada penglihatan yang dapat mencapai-Nya. Menurut mereka, ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat melihat Allah dengan mata.

Imam Al-Razi membantah argumen ini dengan menjelaskan bahwa idrak (mencapai) tidak sama dengan ru’yah (melihat). Ia menegaskan bahwa melihat sesuatu tidak berarti kita telah mencapai semua aspek dari sesuatu tersebut. Dalam konteks ini, Allah Ta’ala dapat dilihat, tetapi tidak dalam pengertian yang terbatas seperti halnya makhluk.

Beberapa ayat lain, seperti QS. Al-A’raf 143, di mana Allah berfirman kepada Nabi Musa bahwa ia tidak akan dapat melihat-Nya, tidak berarti bahwa melihat Allah adalah sesuatu yang mustahil. Sebaliknya, hal ini menunjukkan bahwa ada batasan tertentu dalam pengalaman spiritual.

Kesimpulannya, menurut Ahlussunnah wal Jama’ah, melihat Allah di akhirat adalah sesuatu yang nyata bagi orang mukmin, sedangkan kelompok-kelompok lain, seperti Jahmiyah dan Mu’tazilah, menafikan kemungkinan tersebut. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan yang mendalam dalam memahami sifat dan hakikat Allah. Wallahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

December 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?