- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Ujian Hidup dan Makna Kemiskinan

12 months ago

2 min read

Seorang sahabat berkata kepada Nabi saw, “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku mencintai Allah.”

Nabi saw menjawab, “Jika demikian, bersiap-siaplah untuk diuji.”

Kemudian sahabat itu berkata, “Ya Rasulullah, aku pun mencintaimu.”

Rasulullah saw menjawab, “Jika demikian, siap-siaplah untuk miskin.”

Ujian hidup merupakan suatu hukum yang pasti menimpa setiap orang. Semenjak dari seseorang dilahirkan ke muka bumi hingga kemudian dia meninggal dunia, itu telah ditetapkan baginya berbagai takdir ujian kehidupan. Tak ada satu pun yang bisa melarikan diri darinya. Itulah mengapa, dalam hidup ini, kita tidak bisa hanya ingin santai-santai saja. Tidak ingin ada masalah apa pun. Itu hanyalah ilusi. Oleh karena itu, adalah penting untuk mengerti ihwal “apa maksud Allah Ta‘ala di balik penimpaan ujian demi ujian” tersebut.

Dalam sebuah hadits Rasulullah saw pernah berdoa, “Ya Allah hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan bangkitkanlah aku bersama orang-orang miskin.”

“Kemiskinan” yang dimaksud oleh Rasulullah saw di sini adalah suatu situasi yang sepatutnya kita pahami dengan baik. Dalam sejarah, Rasulullah saw sendiri adalah seorang pedagang berhasil, akan tetapi, dalam kaitannya dengan pengertian doa tersebut adalah “beliau saw menginfakkan hartanya untuk kepentingan ummatan wahidah.”

Oleh karena itu, menjelang ajalnya, Rasulullah menginfakkan semua harta yang dimilikinya, bahkan hingga simpanannya yang ada di bawah tikar. Maka dari itu, dalam sebuah riwayat dikatakan bahwasanya para nabi, pada saat meninggal dunia, tidak meninggalkan harta benda; akan tetapi mereka meninggalkan pengetahuan agama. Oleh karena itu, arti “miskin” dalam doa tersebut adalah “karena beliau saw menginfakkan sebagian besar hartanya fî sabilillah” sehingga, pada saat meninggal dunia, harta tersebut tidak melekat di hatinya dan juga tidak menjadi hijab di alam-alam berikutnya.

( Z A J T )

——————

“Dua perkara yang dibenci Bani Adam adalah membenci kematian, padahal kematian itu lebih baik baginya daripada fitnah, dan membenci sedikit harta, padahal sedikit harta itu meringankan hisab.”

— Rasulullah ﷺ

Bagikan postingan ini

Copy Title and Content
Content has been copied.

Baca lebih lanjut

Postingan Terkait

Temukan koleksi postingan blog yang penuh wawasan dan menarik.

5 Janji Tarekat

Fatwa Yang Mulia Abu: Lima Janji Thariqat Murobbi Ruhina, Sang Mahkota Ahli Makrifat yang memiliki kesabaran yang sangat tinggi dan Penyeru yang mengajak kearah kebaikan,

Religi

Kisah Layla & Majnun

Kisah ini ditulis oleh Nizami Ganjavi (nama pena) karena berasal dari daerah Gans, Azerbaijan, nama aslinya adalah Jamaluddin Ilyas bin Yusuf bin Zakky. Ia merupakan

Religi

Menerima Semua Orang

Jika kalian ingin mengikuti seorang yang baik, maka orang yang baik itu haruslah orang yang tidak menolak orang ini, orang yang tidak mengusir orang itu,

Religi

Kebaktian Tiga Butir Kurma

“Memberi di saat sedang berada dalam kelapangan adalah kewajiban. Memberi di saat sedang berada dalam kesempitan adalah kebaktian (al-birr).” — Z A J T :

Religi

September 1

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?