Kita hidup di zaman di mana setiap individu memiliki hak untuk memilih para pemimpin publiknya, mulai dari tingkat desa hingga tingkat nasional. Hal ini merupakan kemajuan signifikan dibandingkan dengan masa lalu di mana pergantian kepemimpinan hanya terjadi tanpa melibatkan partisipasi masyarakat.
Namun, kebebasan ini juga membawa dampak negatif, terutama dalam bentuk saling menjatuhkan dan menghina sesama hanya karena perbedaan pilihan politik. Sikap seperti ini tidaklah sesuai dengan ajaran agama, terutama Islam. Islam menekankan pentingnya menjaga hubungan baik antar sesama tanpa merendahkan atau menghina satu sama lain.
Dalam Surat Al-Hujurat ayat 11, kita diajarkan untuk tidak saling mengolok-olok atau mencela sesama. Hal ini sebagai pengingat bagi umat Islam agar tetap menjaga etika dalam berkomunikasi dan menghormati satu sama lain, tanpa memandang perbedaan kelas sosial atau politik.
Jika kita menemui situasi di mana orang-orang lebih suka menghujat dan mencemooh kelompok lain karena perbedaan pilihan politik, sebaiknya kita tidak terlalu terlibat dalam perdebatan tersebut. Lebih baik fokus pada hal-hal positif dan tema pembicaraan yang bisa mempererat silaturahmi dan menjaga kedamaian di tengah masyarakat.
Sebagaimana anjuran Imam Al-Ghazali, dalam kondisi polarisasi politik yang tinggi, lebih baik untuk mengalihkan pembicaraan ke topik lain yang tidak menimbulkan konflik. Hal ini akan membantu kita untuk tetap menjaga kedamaian dan etika dalam berkomunikasi.
Semoga pesan ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu menjaga sikap dan perilaku dalam menyikapi perbedaan pilihan politik. Mari kita menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan kerukunan dalam bermasyarakat.
Terima kasih atas perhatiannya. Saya sangat terbuka untuk menerima masukan dan kritik dari pembaca.