- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Memperbaiki Niat dalam Menunaikan Ibadah Haji

Google Search Widget

Salah satu aspek yang sangat krusial dan harus diperhatikan dengan seksama oleh setiap jamaah haji yang akan melaksanakan rukun Islam kelima adalah niat. Niat memegang peran penting dalam setiap perbuatan atau ibadah manusia. Melalui niat, jamaah haji dapat mengetahui tujuan dan arah yang ingin dicapainya, sehingga ia mampu mencapai kesadaran diri untuk meraih tujuan yang sejati. Jika niat ibadah haji sudah benar sejak awal, maka semua rukun dan syarat haji akan dilaksanakan dengan penuh ketulusan. Sebaliknya, jika niatnya tidak benar, maka pelaksanaan rukun dan syarat haji akan dipenuhi dengan ketidak-ikhlasan.

Rasulullah SAW telah meramalkan bahwa akan ada orang-orang yang menjalankan ibadah haji dengan niat yang keliru. Contohnya, orang kaya melakukan haji untuk berwisata, orang menengah berhaji untuk berdagang, orang terhormat berhaji untuk pamer, dan fakir berhaji untuk mengemis. Hal ini telah disampaikan dalam sebuah hadits yang menyatakan bahwa akan datang suatu masa di mana motif-motif duniawi akan menggerakkan orang-orang dalam melaksanakan ibadah haji.

Hujjatul Islam Abu Hamid al-Ghazali dalam salah satu karyanya menjelaskan bahwa tujuan-tujuan tersebut merupakan motif dunia yang bisa menghalangi kemuliaan ibadah haji. Oleh karena itu, sangat penting bagi para jamaah haji untuk memperbaiki dan menyucikan niat ketika hendak menjalankan kewajiban rukun Islam kelima ini. Niat yang benar akan menjadi kunci utama dalam meraih haji yang mabrur dan mendapatkan predikat sebagai jamaah haji yang istimewa.

Niat yang benar dalam ibadah haji adalah dengan menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya tujuan dalam melaksanakan ibadah haji, serta meninggalkan tujuan-tujuan lain yang dapat mempengaruhi ketulusan dan keikhlasan, seperti berwisata, berdagang, ingin dipanggil pak haji atau ibu hajah, atau tujuan lainnya. Memiliki Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam ibadah haji sejalan dengan firman-Nya dalam Al-Qur’an, bahwa ibadah haji dan umrah harus dilaksanakan semata-mata karena Allah.

Syekh Nawawi Banten dan Syekh Sulaiman bin Umar al-Bujairami asy-Syafi’i juga menekankan pentingnya niat yang ikhlas dan benar dalam melaksanakan ibadah haji. Mereka menjelaskan bahwa ibadah haji harus dilakukan dengan ketulusan hati untuk beribadah kepada Allah semata, tanpa dicampuri oleh motif-motif duniawi.

Dengan memperbaiki niat ketika akan melaksanakan ibadah haji, diharapkan para jamaah haji dapat meraih pahala yang mabrur dari rukun Islam kelima tersebut. Semoga pemahaman ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

June 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?