Shalat Isyraq memiliki makna terbit, sebagaimana dinyatakan dalam kata ‘asyraqas syamsu’ yang artinya matahari telah terbit. Shalat Isyraq dilakukan saat matahari terbit. Meskipun ada perbedaan pendapat mengenai apakah shalat Isyraq sama dengan shalat Dhuha, namun penting untuk memahami bahwa hukumnya berbeda.
Dalil kesunnahan shalat Isyraq didasari oleh hadits yang menjelaskan cara Rasulullah ﷺ melaksanakan shalat ini. Ketika matahari terbit, beliau shalat dua rakaat, dan ketika matahari naik lebih tinggi, beliau shalat empat rakaat. Keutamaan shalat Isyraq sangat besar, sebagaimana pahala haji dan umrah yang sempurna jika dilakukan setelah shalat Subuh secara berjamaah.
Waktu untuk melaksanakan shalat Isyraq dimulai setelah matahari terbit dan naik sejauh satu tombak, mirip dengan awal waktu shalat Dhuha. Shalat ini berakhir sebelum waktu siang, tidak sampai menjelang matahari terbenam. Rakaat shalat Isyraq adalah dua rakaat, dengan membaca surat ad-Dhuha pada rakaat pertama dan surat as-Syarh pada rakaat kedua.
Tata cara pelaksanaan shalat Isyraq meliputi niat yang diucapkan dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram, membaca surat ad-Dhuha dan as-Syarh setelah al-Fatihah, serta doa sesudah shalat yang menunjukkan permohonan cahaya dan petunjuk dari Allah.
Shalat Isyraq merupakan ibadah yang memiliki keutamaan besar bagi umat Islam. Dengan memahami tata cara dan waktu pelaksanaannya, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh kekhusyukan. Semoga informasi mengenai shalat Isyraq ini bermanfaat bagi kita semua.