Dalam ajaran Islam, sering kali kita mendengar bahwa kewajiban shalat lima waktu bagi umat Muslim muncul setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Namun, benarkah Nabi Muhammad tidak pernah shalat sebelum peristiwa penting tersebut?
Menurut mayoritas ulama, kewajiban shalat memang baru diwajibkan setelah Isra’ dan Mi’raj, namun bukan berarti Nabi Muhammad tidak pernah melaksanakan shalat sebelumnya. Bahkan, kewajiban shalat sudah ada sejak awal Nabi diangkat sebagai nabi dan menerima wahyu pertama.
Dalam riwayat Ahmad dan Ad-Daraquthni disebutkan bahwa Malaikat Jibril mengajarkan Nabi Muhammad tentang wudhu dan shalat sejak wahyu pertama diterima. Ibnu Ishaq juga menyatakan bahwa kewajiban shalat dimulai sejak Nabi menerima wahyu pertama. Bahkan, Nabi dan Khadijah sudah melaksanakan shalat sebelum kewajiban shalat lima waktu diwajibkan.
Para sahabat juga diperintahkan oleh Nabi Muhammad untuk melaksanakan shalat sejak awal, seperti yang terdapat dalam hadits yang dikutip oleh Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam Kitab Fathul Bari Syarah Shahih Al-Bukhari.
Meskipun jumlah raka’at shalat sebelum Isra’ tidak sebanyak shalat lima waktu yang kita kenal sekarang, namun perintah untuk shalat sudah ada sebelum peristiwa penting tersebut. Ibnu Rajab menjelaskan bahwa awalnya Nabi Muhammad hanya melaksanakan dua raka’at shubuh dan dua raka’at isya.
Sebelum Isra’, Nabi Muhammad juga melaksanakan shalat di Baitul Maqdis dengan melakukan shalat tahiyatul masjid, seperti yang dijelaskan dalam hadits. Shalat ini diyakini sebagai bentuk penghormatan pada masjid dan merupakan praktik yang diikuti oleh para Nabi sebelumnya.
Dengan demikian, meskipun kewajiban shalat lima waktu baru diwajibkan setelah Isra’ dan Mi’raj, praktik shalat sudah ada sejak awal kerasulan Nabi Muhammad. Hal ini menunjukkan pentingnya shalat dalam ajaran Islam sebagai ibadah yang harus dilaksanakan secara rutin dan mengikuti contoh para Nabi sebelumnya.