Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit. Salah satu cara untuk meminta petunjuk dan bimbingan dalam mengambil keputusan adalah melalui shalat istikharah. Istikharah merupakan cara untuk meminta pilihan dari Allah SWT ketika kita dihadapkan pada dua atau tiga pilihan yang harus dipilih salah satunya.

Penting untuk memahami bahwa meminta petunjuk kepada Allah SWT adalah langkah yang sangat tepat. Analoginya, seperti ketika kita meminta pendapat dari orang yang lebih berpengalaman dan bijaksana dalam menyelesaikan masalah yang kompleks. Semakin bijaksana orang tersebut, maka pertimbangannya juga akan semakin baik. Namun demikian, hal ini tidak menghilangkan pentingnya musyawarah dan diskusi dengan sesama manusia, namun keputusan akhir tetaplah bergantung pada petunjuk dari Allah SWT.

Dalam menjalani istikharah, perlu diingat bahwa kita harus bersikap netral terhadap semua alternatif yang ada serta memantapkan hati dengan total kepasrahan kepada kehendak Allah SWT. Orang yang mengabaikan hasil dari istikharah seringkali dinilai kurang pasrah kepada Allah SWT. Sikap ini bertentangan dengan sikap taslim (pasrah) dan tawakkal kepada Allah SWT, apalagi jika pengabaian tersebut didasari oleh akal dan hawa nafsu.

Mengabaikan hasil dari istikharah tanpa keraguan adalah tindakan yang tidak tepat bagi seorang mukmin. Jika masih ada keraguan terhadap hasil istikharah, disarankan untuk mengulangi proses istikharah hingga dua atau tiga kali. Konsistensi dalam menjalani proses istikharah akan membantu memperkuat iman seseorang dan menjauhkannya dari keraguan dalam pengambilan keputusan.

Dengan demikian, penting bagi setiap individu untuk menggabungkan usaha lahiriah dan batiniah serta memohon petunjuk dari Allah SWT dalam setiap langkah kehidupannya. Istikharah merupakan sarana yang diberikan Allah SWT untuk membantu kita dalam mengambil keputusan yang terbaik bagi diri kita.