Membaca takbir merupakan bagian dari dzikir yang penting dalam Islam. Takbir mengingatkan kita akan keagungan Allah sebagai Pencipta. Tidak ada larangan untuk bertakbir selama tetap dalam batas-batas kewajaran.
Dalam aturan pembacaan takbir, terdapat dua jenis takbir, yaitu takbir mursal dan takbir muqayyad. Takbir mursal adalah takbir yang bisa dibaca kapan saja, disarankan sepanjang malam seperti malam Idul Fitri dan Idul Adha. Sedangkan takbir muqayyad adalah takbir yang dibaca pada waktu-waktu tertentu, seperti setelah shalat lima waktu saat hari raya Idul Adha dan hari tasyrik, tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Anjuran untuk membaca takbir ini didasarkan pada Surat Al-Baqarah ayat 185 yang mengajak untuk mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya agar kita bersyukur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menganjurkan untuk memperbanyak takbir saat hari raya.
Membaca takbir secara berlebihan di malam hari raya dijanjikan pahala besar karena dapat menghapus dosa-dosa. Para ulama memandang pembacaan takbir sebagai sebuah kesunnahan, sesuai dengan penjelasan dalam kitab Fathul Qarib.
Bacaan takbir secara lengkap mengandung makna kebesaran Allah, pujian kepada-Nya, kesucian-Nya, serta pengakuan akan keesaan-Nya. Namun, takbir singkat yang lebih umum juga sering dibaca sebagai bentuk pengingat akan keagungan-Nya.
Menghiasi hari raya dengan membaca takbir adalah amalan yang dianjurkan dalam agama Islam. Semoga kita senantiasa dapat melaksanakannya dengan penuh keikhlasan dan kecintaan kepada Allah SWT.