Kaum sufi dikenal sebagai kelompok yang tidak menunda-nunda pekerjaan dan kewajiban. Mereka memiliki kemampuan untuk memanfaatkan waktu dengan bijak sesuai dengan tuntutan zaman. Hal ini berkaitan erat dengan hubungan mereka sebagai hamba dalam menjalankan berbagai bentuk ibadah dan kewajiban dengan penuh keikhlasan. Imam As-Sya’rani menyoroti betapa besar perhatian kaum sufi terhadap waktu, di mana mereka menunjukkan disiplin dan ketertiban dalam penggunaannya. Sebagian ulama bahkan menyatakan bahwa seorang sufi adalah “anak zamannya”.
Imam As-Sya’rani mengisahkan tentang kedisiplinan kaum sufi dalam menghargai waktu. Ia juga menceritakan kerendahan hati Imam Muhammad (SAW) yang senang berkumpul dengan kaum sufi, meskipun beliau merupakan ulama besar yang diakui hingga kini. Ketika ditanya tentang pelajaran yang diambil dari halaqah kaum sufi, Imam Muhammad (SAW) menjawab bahwa ia memperoleh dua pelajaran penting: pertama, waktu bagaikan pedang yang dapat mencelakakan jika tidak digunakan dengan baik; kedua, jika tidak menyibukkan diri dengan kebaikan, maka seseorang akan terjerumus ke dalam keburukan.
Imam Abul Qasim Al-Qusyairi, dalam karya terkenalnya, juga menekankan perhatian kaum sufi terhadap waktu. Ia mengutip ucapan Abu Ali Ad-Daqaq yang menyatakan bahwa waktu adalah apa yang dijalani saat ini. Jika saat ini seseorang terfokus pada dunia, maka waktu mereka adalah dunia; sebaliknya, jika mereka bersama dengan akhirat, maka waktu mereka adalah akhirat. Dengan demikian, waktu menjadi cerminan kondisi dominan yang dilalui manusia.
Kaum sufi sangat menghargai waktu sebagai fase dalam perjalanan panjang kehidupan. Mereka memahami bahwa waktu yang mereka miliki harus diisi dengan kebaikan, baik melalui ibadah mahdhah (hubungan vertikal dengan Allah) maupun kesalehan sosial (hubungan horizontal dengan sesama). Mereka percaya bahwa seorang sufi adalah “anak zamannya”, yang berarti mereka fokus pada ibadah dan kewajiban yang lebih prioritas pada saat itu, tanpa terlalu memikirkan masa lalu atau masa depan.
Pelajaran penting ini dipegang teguh oleh ulama besar seperti Imam Muhammad (SAW), yang menunjukkan betapa berartinya penghayatan terhadap waktu dalam kehidupan seorang sufi. Dengan demikian, setiap momen dalam hidup mereka diisi dengan kebaikan, yang menjadi teladan bagi kita semua.