Khutbah merupakan bagian penting dalam ibadah umat Islam, yang sering diucapkan oleh khatib sebelum pelaksanaan shalat Jumat, Idul Fitri, Idul Adha, gerhana matahari dan bulan, shalat istisqa’, serta pada hari Arafah. Dalam berbagai kesempatan, terdapat kebiasaan di masyarakat untuk membuka khutbah dengan bacaan basmalah, meskipun secara syariat tidak diwajibkan.
Terdapat dua pandangan yang berbeda mengenai mengawali khutbah dengan basmalah. Pendapat pertama menyatakan bahwa tindakan ini adalah sunnah, sebagaimana disebutkan dalam sebuah redaksi yang menyatakan bahwa membuka khutbah dengan basmalah disunnahkan. Sementara itu, pendapat kedua menegaskan bahwa khutbah seharusnya diawali dengan membaca hamdalah, bukan basmalah. Para ulama yang mempertahankan pendapat kedua menyatakan bahwa mengawali khutbah dengan basmalah merupakan bid’ah yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw.
Dari dua pandangan tersebut, mayoritas ulama cenderung memilih untuk tidak mengawali khutbah dengan basmalah, melainkan dengan hamdalah. Meskipun demikian, baik yang mengikuti pandangan pertama maupun kedua memiliki dalil masing-masing. Oleh karena itu, sebaiknya kita menghormati perbedaan pendapat ini tanpa mengkambinghitamkan pihak lain. Yang pasti, keberkahan dan kebenaran hanya Allah yang mengetahuinya.
Dengan demikian, keputusan untuk mengawali khutbah dengan basmalah atau hamdalah menjadi suatu hal yang tergantung pada keyakinan masing-masing individu. Semoga kita senantiasa diberikan petunjuk dan keberkahan dalam setiap langkah ibadah yang kita lakukan. Wallahu A’lam.