Dalam praktik pembagian zakat fitrah, terdapat beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dan perlu dihindari. Salah satunya adalah mencampur seluruh zakat fitrah yang diterima, kemudian membagikannya kembali kepada orang-orang yang telah menyerahkan zakat. Hal ini sebaiknya dihindari karena berpotensi membuat sebagian zakat kembali kepada para penyetor, yang seharusnya tidak terjadi.

Menurut kajian fiqih, zakat tidak boleh kembali kepada muzakki (orang yang menyerahkan zakat). Oleh karena itu, sebaiknya tidak melakukan pencampuran zakat fitrah karena hal tersebut dapat menyebabkan ketidaksesuaian dalam penyaluran zakat kepada yang berhak menerimanya.

Selain itu, penting untuk memastikan bahwa seluruh zakat disalurkan kepada orang-orang yang benar-benar berhak menerimanya. Hal ini memerlukan pendataan yang cermat untuk memastikan bahwa zakat sampai kepada mustahiqquz zakat (orang-orang yang berhak menerima zakat) sesuai dengan ketentuan agama.

Dalam pembagian zakat, panitia sebaiknya menjaga agar tidak ada kesenjangan antara jumlah zakat yang diterima dengan jumlah zakat yang disalurkan. Jika harta zakat tidak mencukupi untuk membuat semua golongan menjadi kaya, panitia dapat memilih untuk meratakan zakat kepada golongan yang berhak menerima tanpa perlu menyamakan jumlah pemberian kepada setiap individu.

Kesalahan dalam pembagian zakat fitrah dapat berdampak pada sah atau tidaknya penyaluran zakat tersebut. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti prinsip-prinsip fiqih dalam penyaluran zakat agar amal ibadah ini diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat maksimal bagi yang membutuhkan.

Dengan memperhatikan tata cara yang benar dalam pembagian zakat fitrah, diharapkan bahwa praktik kebaikan ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat yang membutuhkan serta mendapatkan ridha dari Allah SWT. Semoga kita senantiasa diberikan petunjuk dan keberkahan dalam melaksanakan ibadah zakat. Aamiin.