Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali mengalami perlakuan zalim atau aniaya dari orang lain. Rasa kecewa dan marah mungkin saja melanda, namun sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk tetap bersikap adil dalam segala kondisi, bahkan saat terzalimi.

Mengucapkan sumpah serapah, kata-kata buruk, atau mengutuk seseorang tidaklah menjadi tindakan yang terpuji dalam Islam. Begitu pula dengan mendoakan keburukan atau kebinasaan atas orang lain. Imam Al-Ghazali, seorang ulama terkemuka, menegaskan bahwa tindakan ini termasuk perbuatan tercela dalam syariat Islam.

Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa doa ataupun harapan kita untuk keburukan seseorang dapat melampaui batas. Bahkan, doa dari orang yang terzalimi bisa diterima oleh Allah SWT. Hal ini karena kemungkinan doa yang berlebihan tersebut dapat membuat orang yang awalnya terzalimi berubah status menjadi orang yang zalim atas orang yang telah menzaliminya.

Dalam kitabnya, Imam Al-Ghazali menekankan agar kita tidak sampai mendoakan kebinasaan atas diri orang lain yang telah berbuat zalim terhadap kita. Doa yang melewati batas kezaliman tersebut dapat menjadi bentuk kezaliman baru dan berisiko pada tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Dari berbagai penjelasan ulama, dapat disimpulkan bahwa mendoakan keburukan atau kebinasaan atas orang lain bukanlah sikap yang sesuai dengan ajaran Islam. Bersikap adil dan menjaga etika dalam berdoa adalah hal yang sangat penting, meskipun dalam kondisi marah dan terzalimi.

Penganiayaan dan kezaliman, termasuk melalui doa, adalah tindakan terlarang dalam Islam. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga hati dan sikap, serta menghindari doa-do yang melebihi batas keadilan.

Semoga ulasan singkat ini dapat memberikan pemahaman yang baik. Kita selalu terbuka untuk menerima masukan dan kritik dari pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq.

Salam hangat.