Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sering kali kita diberikan hadiah oleh orang-orang di sekitar kita. Namun, muncul pertanyaan mengenai boleh atau tidaknya seorang Muslim menerima hadiah dari non-Muslim, terutama dalam konteks perayaan hari Natal.
Menurut ajaran agama Islam, Al-Qur’an tidak melarang umat Islam untuk berinteraksi dan berhubungan baik dengan non-Muslim. Bahkan, dalam Surat Al-Mumtahanah ayat 8, Allah menegaskan bahwa umat Islam diperbolehkan untuk berbuat baik dan adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi mereka karena agama serta tidak mengusir mereka dari negeri tempat tinggal.
Terdapat riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW sendiri pernah menerima hadiah dari non-Muslim. Contohnya, beliau menerima hadiah berupa keledai dari Raja Ilah dan jubah sutra dari Ukaidir Dumah yang beragama Kristen. Selain itu, Rasulullah juga memperbolehkan para sahabatnya untuk menerima hadiah dari non-Muslim, seperti yang terdapat dalam riwayat Imam Bukhari.
Kebolehan penerimaan dan pemberian hadiah antara Muslim dan non-Muslim ini juga didukung oleh ulama seperti Ibnu Bathal dan Imam An-Nawawi. Meskipun ada perbedaan pendapat mengenai keislaman sebagian non-Muslim yang memberikan hadiah, namun secara umum, ajaran agama Islam mempersilakan hal tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam ajaran agama Islam, seorang Muslim diperbolehkan untuk menerima hadiah dari non-Muslim sebagai bentuk menjaga hubungan baik dan saling menghormati antar sesama manusia.
Semoga penjelasan singkat ini dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai perspektif agama Islam terkait penerimaan hadiah dari non-Muslim. Kita selalu terbuka untuk menerima masukan dan kritik yang membangun dari pembaca.
Wallahul muwaffiq ila aqwathih thariq.
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
